Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Jigsaw

 


Pengertian Model Jigsaw

Jigsaw merupakan salah satu model pembelajaran dari Cooperative Learning. Pembelajaran menggunakan model Jigsaw ini mengambil pola kerja zigzag, dimana siswa melakukan kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Lie dalam Rusman (2014: 218), bahwa pembelajaran kooperatif model Jigsaw merupakan model belajar dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil, mereka saling bekerjasama dan saling ketergantungan.

Menurut Sudrajat (2010: 5), model pembelajaran Jigsaw merupakan suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya. 

Sedangkan Zaini (2008: 56), menjelaskan bahwa model pembelajaran Jigsaw merupakan strategi yang menarik untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menajdi beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian. Kelebihan strategi ini adalah dapat melibatkan seluruh peserta didik dalam belajar.

Suyadi menjelaskan bahwa model Jigsaw adalah metode yang dapat digunakan secara luas. Melalui model pembelajaran Jigsaw ini, guru memberikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk diselesaikan. Jika tugas yang diberikan dirasa sulit, siswa dapat membentuk kelompok para ahli. Oleh karena itu, model jigsaw ini juga disebut sebagai model tim ahli.

Anita Lie menjelaskan bahwa teknik jigsaw dapat digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara. Teknik ini juga menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Jigsaw merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat membuat siswa menjadi lebih termotivasi dan percaya diri dalam belajar. Model pembelajaran ini juga memungkinkan semua siswa dapat menguasai materi pada tingkat penguasaan yang relatif sama atau sejajar.

Tujuan Model Pembelajaran Jigsaw

Model pembelajaran Jigsaw memiliki tujuan penting untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan Kerjasama dan kolaborasi. Selain itu, model pembelajaran jigsaw juga dapat mengembangkan sikap solidaritas sosial di kalangan siswa. 

Menurut Johnson & Johnson yang dikutip oleh Trianto (2009: 57), menyatakan bahwa tujuan pokok pembelajaran model Jigsaw adalah dapat memaksimalkan belajar siswa untuk meningkatkan prestasi akademik dan pemahaman, baik secara individu maupun kelompok.

Dalam model kooperatif jigsaw ini siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan mengolah informasi yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi, anggota kelompok bertanggung jawab terhadap keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari dan dapat menyampaikan informasinya kepada kelompok lain.

Karakteristik Model Pembelajaran Jigsaw

Pembelajaran model Jigsaw berbeda dengan model pembelajaran lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang lebih menekankan pada proses kerja sama dalam kelompok. Beberapa karakteristik pembelajaran jigsaw dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Pembelajaran dilakukan secara tim. 
  2. Keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok. 
  3. Keterampilan bekerja sama dipraktekkan melalui kegiatan pembelajaran dalam kelompok. 
  4. Didasarkan pada manajemen kooperatif.

Langkah-langkah Metode Jigsaw

Adapun langkah-langkah penerapan model pembelajaran Jigsaw adalah sebagai berikut:

  1. Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok. 
  2. Tiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa. 
  3. Tiap kelompok diberikan bahan ajar dan tugas-tugas yang harus dilaksanakan. 
  4. Dari masing-masing kelompok diambil 1 anggota untuk membentuk kelompok baru atau kelompok pakar. 
  5. Kemudian kelompok pakar Kembali lagi ke kelompok asal untuk mengajarkan anggota kelompoknya. 
  6. Selama proses pembelajaran, guru hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator. 
  7. Guru kemudian melakukan evaluasi, baik secara individu maupun kelompok (Made Wina, 2009: 193-194).

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Jigsaw

        Kelebihan dari model pembelajaran Jigsaw adalah sebagai berikut:

  1. Dapat mengembangkan hubungan antar siswa 
  2. Menerapkan bimbingan sesama teman 
  3. Rasa percaya diri siswa yang tinggi 
  4. Dapat memperbaiki kehadiran 
  5. Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar 
  6. Sikap apatis lebih berkurang 
  7. Pemahaman materi lebih mendalam, dan 
  8. Dapat meningkatkan motivasi belajar.

        Adapun kelemahan model jigsaw adalah:

  1. Prinsip utama pembelajaran ini adalah “Peerteaching” yaitu pembelajaran oleh teman sendiri. Ini akan menjadi kendala karena persepsi dalam memahami suatu konsep yang akan didiskusikan bersama dengan siswa lain. Dalam hal ini pengawasan guru menjadi hal mutlak diperlukan agar jangan sampai terjadi salah konsep (miss conception). 
  2. Sulit meyakinkan siswa untuk mampu berdiskusi menyampaikan materi pada teman, jika siswa tidak percaya diri, pendidik harus mampu memainkan perannya dalam memfasilitasi kegiatan belajar. 
  3. Rekod siswa tentang nilai, kepribadian, perhatian siswa harus sudah dimiliki oleh pendidik dan ini biasanya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengenali tipe-tipe siswa dalam kelas tersebut. 
  4. Awal pembelajaran ini biasanya sulit dikendalikan, biasanya butuh waktu yang cukup dan persiapan yang matang sebelum model pembelajaran ini bias berjalan dengan baik. 
  5. Aplikasi metode ini pada kelas yang besar (> 40 siswa) sangat sulit. 
Prinsip-prinsip Metode Jigsaw

    Menurut Johnson & Johnson dan Sutton yang dikutip oleh Trianto, terdapat lima prinsip belajar kooperatif, yaitu:

  1. Saling ketergantungan yang bersifat positif antara siswa. Dalam belajar kooperatif siswa merasa bahwa mereka sedang bekerja sama untukmencapai satu tujuan dan terikat satu sama lain. Seorang siswa tidak akan merasa sukses kecuali semua anggota kelompoknya juga sukses. 
  2. Interaksi antara siswa yang semakin meningkat. Hal ini terjadi dalam hal seorang siswa akan membantu siswa lain untuk sukses sebagai anggota kelompok. 
  3. Tanggung jawab individual. Tanggung jawab individual siswa dalam hal: (1) membantu siswa yang membutuhkan bantuan dan (2) siswa tidak dapat hanya sekadar “membonceng” pada hasil kerja teman jawab siswa dan teman sekelompoknya. 
  4. Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil. Dalam hal ini, seorang siswa dituntut untuk belajar berinteraksi dengan siswa lain dalam kelompoknya, bersikap dan menyampaikan ide. 
  5. Proses kelompok. Proses kelompok terjadi ketika anggota kelompok mendiskusikan bagaimana mereka akan mencapai tujuan dengan baik dan membuat hubungan kerja yang baik.

Demikian pembahasan mengenai model pembelajaran Jigsaw, semoga bermanfaat.

Baca juga artikel lainnya:

  1. Macam-macam model pembelajaran

  2. Pengertian media pembelajaran menurut para ahli

  3. Model pembelajaran ekspositori 

     

    REFERENSI 

     

    Anita Lie. 2005. Cooperatif Learning. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

    Arif Ismail dan Isjoni. Model-Model Pembelajaran Mutakhir. Yogyakarta: Pustaka. Pelajar. 2008.

    Ariyani, R. 2017. Kepemimpinan kepala sekolah dalam pengembangan profesionalisme guru. Al-Afkar: Jurnal Keislaman & Peradaban, 5(1).

    A.M, Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja. Grafindo Persada.

    Hisyam Zaini. 2008. Srategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Insan Mandiri.

    Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta. PT Bumi Aksara.

    Made, Wena. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

    Nana Syaodih Sukmadinata. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

    Ngalim Purwanto. 2002. Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis. Bandung: Remaja. Karya.

    Rusman. 2014. Model-model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

    Suyadi. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015.

    Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

    Trianto, 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Surabaya: Kencana.

    Uno, H. 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: PT Bumi Aksara

    Winkel. WS 2005. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.

     

     

     

     

     

Post a Comment for "Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Jigsaw"