Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Sa'adatuddaren Provinsi Jambi

Rikaariyani.com- Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Sa'adatuddaren Provinsi Jambi- Pondok pesantren Sa’adatuddaren termasuk pondok pesantren tertua di Provinsi Jambi.

Pondok pesantren Sa’adatuddaren terletak di Jl. Temenggung Jakfar No. 25 RT. 01 Kelurahan Tahtul Yaman Kecamatan Pelayangan Seberang Kota Jambi. 

Pondok Pesantren Sa'adatuddaren pertama kali berdiri pada tahun 1915 M. Meskipun begitu, hingga saat ini masih tersisa bangunan pondok berbentuk panggung dan berdinding papan. 

Pondok pesantren Sa’adatuddaren memiliki sejarah yang sangat panjang. Mengapa begitu? Karena sejarah berdirinya pondok pesantren ini berawal dari wafatnya Sultan Thaha Syaifuddin. Selengkapnya akan penulis bahas di dalam artikel sejarah berdirinya pondok pesantren Sa'adatuddaren Provinsi Jambi berikut ini:

Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Sa'adatuddaren Provinsi Jambi

pondok pesantren
 

Pondok Pesantren Sa'adatuddaren didirikan oleh KH. Ahmad Syakur bin Syukur. Beliau lebih akrab dipanggil dengan guru gemuk, karena sebutan Kiai  tidaklah begitu populer di kalangan masyarakat Jambi pada masa itu.

Baca Juga: Profil SMKN 1 Muara Bungo

KH. Ahmad Syakur merupakan anak seorang saudagar yang sukses, ibunya bernama Hamidah dan bapaknya bernama Syukur. Beliau pergi ketanah suci Mekkah dalam usia yang cukup belia umur belasan tahun, sampai-sampai sempat dibelikan rumah oleh orang tuanya yang disebut rumah kaleng, dan pada waktu terakhir beliau sempat membawa istri beliau ke tanah suci mekkah, tetapi takdir menghendaki lain istri beliau meninggal di tanah suci mekkah setelah melahirkan anak pertama beliau. 

KH. Ahmad Syakur mendirikan Pesantren ini tidaklah mempunyai modal yang cukup, beliau menjual beberapa ruko warisan dari orang tuanya yang ada di pasar kota Jambi, dan dibantu oleh kerabat beliau dan masyarakat  untuk biaya operasional pondok Sa’adatuddaren pada masa itu. Selain itu, KH. Ahmad Syakur juga meminta bantuan kepada teman-temannya yang ada di luar negeri.

Pemberian nama Sa’adatuddaren ini memiliki nilai Filosofis sebab secara bahasa artinya ialah: kebahagiaan di dua negeri.

Lembaga pendidikan ini tidaklah selalu berorientasi pada kehidupan di negeri akhirat  saja tetapi kehidupan dunia tetap mendapat porsi perhatian yang cukup. 

Pada masa pendudukan jepang tidak banyak yang dapat dilakukan di pondok ini, mengingat keras dan biadabnya pendudukan jepang, guru-guru serta  tokoh masyarakat ditangkap dan dipenjarakan sehingga banyak yang takut untuk melakukan aktifitas bahkan santri yang ingin belajar pun terhalang dengan kerasnya penindasan yang dilakukan oleh tentara Jepang pada masa itu. 

Selama pendudukan Jepang tersebut, aktifitas pondok pesantren Sa'adatuddaren ini boleh dikatakan lumpuh. Tercatat dalam sejarah memiliki santri yang sangat sedikit hanya 3 orang santri dan satu orang  guru.

Setelah Jepang menyerah pada sekutu tahun 1945, pesantren ini mulai diaktifkan kembali dan dipimpin oleh KH. Abddullah Syargawi tamatan Mesir dan merupakan anak dari KH. Ahmad Syakur pendiri pondok pesantren ini. 

Kemudian kepemimpinannya dilanjutkan oleh KH. Muhammad Zuhdi (Guru Zuhdi) Kemudian oleh KH. Abdul Majid menantu dari KH. Ahmad Syukur Pendiri Pesantren ini lebih kurang selama 3 (tahun) pada tahun 1954 sekembalinya KH. Zaini bin Abdul Qodir kepemimpinan pondok ini diserahkan kepada beliau dan beliau memimpin pondok ini lebih kurang selama satu  tahun setengah dan pada tahun 1956 sekembalinya KH. Ahmad Jaddawi dari Mekkah kepemimpinan pondok ini diserahkan kepada  KH. Ahmad Jaddawi.  

Sejak berdiri pada tahun 1915 M, Pondok pesantren Sa’adatuddaren sudah sebelas kali pergantian kepemimpinan. Perjalanan panjang pondok pesantren Sa’adatuddaren memang layak memiliki pemimpin yang banyak, periodesasi kepemimpinan merupakan suatu proses yang memang harus terjadi di dalam suatu organisasi, terutama lembaga-lembaga pendidikan.

Kehadiran pondok pesantren Sa’adatuddaren di seberang kota Jambi merupakan salah satu tanda perkembangan pendidikan Islam di Provinsi Jambi dan cikal bakal dari perjuangan para ulama dan kiai pada zaman dahulu. Keberanian seorang kiai pada masa dahulu untuk mendirikan sebuah pondok pesantren merupakan salah satu bentuk perjuangan dalam melawan penjajahan pada masa itu, fatwa dan pemikirannya sangat diperlukan dalam membebaskan bangsa Indonesia dari belengguh penjajah. Pondok pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang sangat berkontribusi dalam membebaskan bangsa Indonesia dari tangan penjajah.

Demikian artikel mengenai sejarah berdirinya pondok pesantren Sa'adatuddaren Provinsi Jambi, semoga bermanfaat.

Baca juga: Profil SMKN 1 Batanghari


Post a Comment for "Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Sa'adatuddaren Provinsi Jambi"