Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tokoh-tokoh Pendidikan Nasional

Tokoh-tokoh Pendidikan Nasional- Republik Indonesia merdeka tepat pada tanggal 17 Agustus 1945, sesaat setelah kemerdekaan tersebut diraih, masyarakat masih gelap mata tentang dunia pendidikan, namun di saat itu ada beberapa orang yang memperjuangkan hak dalam pendidikan yang sekarang dikenal dengan istilah tokoh pendidikan nasional dan diperingati pada tanggal 2 Mei.

Berikut adalah para tokoh-tokoh yang memperjuangkan pendidikan Indonesia:

 


 

KH Mohammad Hasjim Asy’arie

Beliau memiliki nama lengkap Muhammad Hasyim bin Asy’ari bin Abdul Wahid bin Abdul Halim atau yang populer dengan nama Pangeran Benawa Bin Abdul Rahman yang juga dikenal dengan julukan Jaka Tingkir (Sultan Hawadijaya) bin Abdullah bin Abdul Aziz bin Abdul Fattah bin Maulana Ishaq bin Ainul Yaqin yang populer dengan sebutan Sunan Giri. 

Kyai Hasyim dilahirkan dari pasangan Kyai Asy’ari dan Halimah pada tangggal 14 Februari tahun 1871 M atau bertepatan dengan 12 Dzulqa’dah tahun 1287 H di hari selasa. Beliau dilahirkan di pesantren gedang, gedang merupakan salah satu dusun yang terletak di desa Tambakrejo kecamatan Jombang. Beliau seorang pahlawan nasional indonesia.

Beberapa karya beliau yang masih tetap relevan sampai sekarang ialah:

At-Tibyan fi al-Nahy’an Muqhata’at al-Arham wa al-Aqarib wa al-Ikhwan, Muqaddimah al-Qanun al-Asasi li Jam’iyyat Nahdlatul Ulama, Risalah fi Ta’kid al-Akhdzi bi Mazhab al-A’immah al-Arba’ah, Arba’ina Haditsan Tata’allaqu bi Mabadi’Jam’iyyat Nahdlatul Ulama, Adab al-‘Alim wa al-Muta’alim fi ma Yanhaju Ilaih al-Muta’alim fi Maqamati Ta’limihi, Rasalah Ahl aas-Sunnah wa al-Jamaah fi Hadts al-Mauta wa Syuruth as-Sa’ah wa Bayani Mafhum as-Sunnah wa al-Bid’ah.

KH Ahmad Dahlan

Beliau memiliki nama asli Muhammad Darwis yang dilahirkan di Yogyakarta 01 Agustus 1868, beliau juga seorang pahlawan nasional Indonesia. Sebagai seorang yang aktif dalam kegiatan bermasyarakat dan mempunyai gagasan-gagasan cemerlang, Dahlan juga dengan mudah diterima dan dihormati di tengah kalangan masyarakat, sehingga ia juga dengan cepat mendapatkan tempat di organisasi Jam’iyatul Khair, Budi Utomo, Syarikat Islam dan Comite Pembela Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Pada tahun 1912, Ahmad Dahlan mendirikan organisasi Muhammadiyah untuk melaksanakan cita-cita pembaruan Islam di bumi Nusantara. Kemudian pada tahun 1912, Ahmad Dahlan juga mendirikan organisasi Muhammadiyah untuk melaksanakan cita-cita pembaruan Islam di bumi Nusantara. Beliau ingin mengajak umat Islam Indonesia untuk kembali hidup menurut tuntunan al-Qur’an dan al-Hadits. Perkumpulan ini berdiri bertepatan pada tanggal 18 November 1912. Dan sejak awal Dahlan telah menetapkan bahwa Muhammadiyah bukan organisasi politik tetapi bersifat sosial dan bergerak di bidang pendidikan.

Raden Adjeng Kartini

Raden Adjeng Kartini seorang perempuan yang dilahirkan di Jepara, Jawa Tengah, pada tanggal 21 April 1879. Beliau adalah salah satu sosok wanita yang menjadi pelopor untuk kebangkitan wanita pribumi, salah satu dari pahlawan Indonesia yang wajib untuk dijadikan insprasi hidup bagi warga indonesia khususnya bagi kaum wanita.

Belajar dapat dimana saja dan kapanpun selagi kita memiliki kemauan dan kesempatan, itulah yang dilakukan Kartini. Ia bisa berbahasa Belanda, maka di rumah ia mulai belajar dan menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari belanda salah satunya bernama Rosa Abendanon.

Raden Adjeng Kartini memiliki keinginan untuk dapat melihat wanita pribumi mendapatkan kesamaan hak dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat seperti persamaan hak wanita dengan laki-laki, kebebasan dalam menuntut ilmu, maupun dalam mengekang kebebasaan wanita.

Dewi Sartika

Dewi Sartika merupakan salah satu pahlawan nasional wanita yang merintis pendidikan untuk kaum perempuan selain R.A Kartini. Beliau diakui sebagai Pahlawan Nasional oleh pemerintah indonesia pada tahun 1966. Beliau dilahirkan dari pasangan R. Rangga Somanegara dan R.A. Rajapernas pada tanggal tanggal 4 Desember 1884.

Sejak kecil Dewi Sartika sudah menunjukkan bakat menjadi pendidik dan kegigihan untuk merai kemajuan. Sambil bermain dibelakang gedung kepatihan, ia sering memperagakan praktik ketika di sekolah. Ia mengajari baca tulis, dan bahasa Belanda kepada anak-anak pembantu di kepatihan. Papan bilik kandang kereta, arang dan pecahan genting dijadikannya sebagai alat bantu belajar.

Dewi Sartika berpikir agar anak-anak perempuan di sekitarnya bisa memperoleh kesempatan menuntut ilmu pengetahuan, maka ia berjuang mendirikan sekolah di Bandung, Jawa Barat. yang ketika itu ia sudah tinggal di Bandung.

Ki Hadjar Dewantara

Ki Hajar Dewantara adalah pahlawan nasional sekaligus menyandang bapak pendidikan. Nama asli beliau ialah Raden Mas Soewardi Soerjaningrat. Namun pada tahun 1922 beliau lebih dikenal dengan Ki Hajar Dewantara. Nama beliau dalam bahasa jawa dikenal dengan Ki Hajar Dewantoro. Beliau dilahirkan di daerah Pakualaman pada tanggal 2 Mei 1889 dan meninggal di kota Yogyakarta pada tanggal 26 april 1959 ketika itu beliau berumur 69 tahun. Selanjutnya, bapak pendidikan yang biasa dipanggil sebagai Soewardi merupakan aktivis pergerakan kemerdekaan indonesia, politisi, kolumnis, dan pelopor pendidikan bagi bumi putra indonesia ketika indonesia masih dikuasai oleh hindia belanda.

Dan juga Ki Hajar Dewantara merupakan pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu organisasi pendidikan yang memberikan kesempatan untuk para pribumi agar bisa mendapatkan hak pendidikan yang setara seperti kaum priyayi dan juga orang-orang belanda. Ki Hajar Dewantara yang lahir pada tanggal 2 Mei kini diperingati di indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional. Ki Hajar Dewantara punya tiga semboyan yang terkenal yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho yang berarti di depan memberi contoh, Ing Madya Mangun Karso, yang berarti di tengah memberikan semangat dan Tut Wuri Handayani yang berarti belakang memberikan dorongan.

Salah satu bagian dari semboyan yang dipersembahkan Ki Hajar Dewantara yaitu Tut Wuri Handayani menjadi slogan Kementrian Pendidikan Nasional Indonesia hingga saat ini. Atas jasanya, namanya juga diabadikan di sebuah nama kapal perang indonesia yaitu KRI Ki Hajar Dewantara. Potret Ki Hajar Dewantara juga diabadikan di uang kertas pecahan dua puluh ribu rupiah pada tahun 1998. Tujuh bulan setelah meninggal, Ki Hajar Dewantara diangkat menjadi pahlawan nasional yang kedua oleh presiden Republik Indonesia yang pertama Soekarno pada tanggal 28 November 1959 menurut Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 305 Tahun 1959.

Demikian artikel mengenai tokoh-tokoh pendidikan nasional, semoga bermanfaat.

*Artikel ini ditulis oleh Muhammad Syahdoe MZ, S.IP (Mahasiswa PPs UIN STS Jambi).


Post a Comment for "Tokoh-tokoh Pendidikan Nasional"