Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Etos Kerja Dalam Pandangan Islam

 



Pengertian Etos Kerja

Etos kerja berasal dari Bahasa Yunani yang berarti sesuatu yang diyakini, cara berbuat, sikap, dan persepsi terhadap nilai bekerja.

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, etos yaitu pandangan hidup suatu golongan sosial. Menurut Jansen Sinamo (2008: 23), etos adalah adat istiadat atau kebiasaan.

Sedangkan kerja yaitu kegiatan melakukan sesuatu. Menurut Toto Tasmara (1995), kerja adalah segala aktifitas yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan baik jasmani maupun rohani.

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa etos kerja adalah semangat kerja. Etos kerja juga dapat diartikan sebagai pandangan terhadap pekerjaan yang dilakukan dan dilatarbelakangi dengan nilai-nilai yang diyakininya.

Menurut Musa Asyari (1997), etos kerja adalah refleksi dari sikap hidup yang mendasar dalam menghadapi kerja.

Ringkasnya, etos kerja adalah sikap atau pandangan seseorang terhadap kerja yang dilakukan dan dipengaruhi oleh nilai-nilai agama yang dianutnya.

Karakteristik Etos Kerja

Etos kerja memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:

1. Memiliki Jiwa Kepemimpinan

Kepemimpinan berarti kemampuan untuk mengambil posisi sekaligus memainkan peran sehingga dapat memberikan pengaruh pada lingkungannya.

2. Melakukan Evaluasi Diri

Umar bin Khattab pernah berkata: Maka hendaklah kamu menghitung diri kamu sendiri, sebelum datang hari dimana engkau yang akan diperhitungkan.

3. Menghargai Waktu

Waktu adalah rahmat yang tidak terhitung nilainya. Waktu merupakan rasa tanggung jawab yang sangat besar. Untuk itu, waktu harus diisi dengan produktivitas.

4. Ulet dan Pantang Menyerah

Ulet adalah modal terbesar dalam menghadapi segala macam tantangan dan tekanan.


Urgensi dan Tujuan Etos Kerja

Urgensi dan tujuan etos kerja diantaranya adalah:

  1. Memenuhi kebutuhan hidup, baik kebutuhan primer maupun sekunder. 
  2. Memenuhi kebutuhan keluarga, kebutuhan keluarga bukan hanya kewajiban dan tanggung jawab semata, namun juga kebajikan yang mendapatkan pahala. 
  3. Menolak kemungkaran, dengan bekerja dan berusaha akan menghilangkan salah satu sifat buruk yakni kemalasan dan pengangguran. Dalam Islam, kerja bukan sekedar untuk dunia saja, akan tetapi merupakan bentuk tanggung jawab yang diniatkan untuk beribadah dan mencari ridha Allah SWT. 
Etos Kerja Dalam Pandangan Islam

Dalam beberapa ayat al Qur’an dijelaskan bahwa Allah telah menjamin rezeki dalam kehidupan seseorang, namun rezeki tersebut tidak akan diperoleh kecuali dengan bekerja dan berusaha.

Firman Allah dalam surah al Jumuah ayat 10 menyatakan: “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah supaya kamu beruntung”.

Melalui firman Allah tersebut, menunjukkan bahwa Islam menghendaki adanya etos kerja yang tinggi bagi umatnya dalam memenuhi keinginan, bukan semata-mata hanya dengan berdoa.

Islam juga mengajarkan bahwa apabila peluang kerja tertutup di negeri sendiri, maka dianjurkan untuk merantau untuk memperbaiki kondisi kehidupannya karena bumi Allah itu sangat luas dan rezeki-Nya tidak terbatas pada suatu tempat.

Islam juga mengajarkan, semua usaha yang dapat mendatangkan rezeki yang halal adalah suatu yang mulia, walaupun rezeki itu diperoleh dengan susah payah daripada mengemis dan meminta-minta pada orang lain.

Islam membimbing seseorang agar melakukan pekerjaan sesuai dengan kepribadian, kemampuan, dan kondisi lingkungannya.

Dalam sebuah hadis dinyatakan bahwa: “Tidak seorangpun memakan satu makanan yang lebih baik dari apa yang ia makan dari hasil kerja tangannya dan sesungguhnya Nabi Daud itu makan dari hasil kerja tangannya.

Demikian pembahasan mengenai etos kerja dalam pandangan islam, semoga bermanfaat.

Baca juga artikel lainnya:

  1. Pengertian Budaya Kerja 

  2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja 

  3. Filosofi manajemen budaya kerja



Post a Comment for "Etos Kerja Dalam Pandangan Islam"