Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mutu Menurut Philip B. Crosby

Mutu Menurut Philip B. Crosby- Selain W. Edwards Deming dan Joseph Juran, juga ada tokoh mutu lainnya yaitu Philip B. Crosby. 

Philip B. Crosby diasosiasikan dengan dua ide yang sangat menarik dan sangat kuat dalam mutu. Ide yang pertama adalah ide bahwa mutu itu gratis dan yang kedua adalah ide bahwa kesalahan, kegagalan, pemborosan, dan penundaan waktu, serta semua hal yang tidak bermutu lainnya bisa dihilangkan jika institusi memiliki kemauan. Ini adalah gagasan ‘tanpa cacat’ yang kontroversial. Kedua ide tersebut sangat menarik jika diterapkan dalam dunia pendidikan.

Philip Crosby berperdapat bahwa sebuah langkah sistematis untuk mewujudkan mutu akan menghasilkan mutu yang lebih baik. Penghematan sebuah institusi akan datang dengan sendirinya Ketika institusi tersebut melakukan segala sesuatunya dengan benar. Pemikiran lain Philip Crosby yang utama dan kontroversial tentang mutu adalah tanpa cacat dalam konteks bisnis akan meningkatkan keuntungan dan dengan penghematan biaya.

Philip B. Crosby telah berusaha keras menekankan bahwa ‘tanpa cacat’ adalah sebuah hal yang dapat diwujudkan, meskipun memang sulit. Program peningkatan mutu Crosby adalah salah satu dari bimbingan atau arahan yang paling detail dan praktis. Tidak seperti pendekatan Deming yang cenderung lebih filosofis, pendekatan Crosby dapat diterapkan sebagai rencana kegiatan. 

Dalam bukunya, yang berjudul Quality Is Free, Crosby menguraikan pendapatnya bahwa sebuah langkah sistematis untuk mewujudkan mutu akan menghasilkan mutu yang baik. Penghematan sebuah institusi akan datang dengan sendirinya ketika institusi tersebut melakukan segala sesuatunya dengan benar.

Tanpa cacat adalah kontribusi pemikiran Crosby yang utama dan controversial tentang mutu. Ide ini adalah sebuah ide yang sangat kuat. Ide ini adalah komitmen untuk selalu sukses dan menghilangkan kegagalan. Bagi dia hanya ada satu standar, dan itu adalah kesempurnaan. Gagasannya adalah pencegahan murni, dan ia yakin bahwa kerja tanpa salah adalah hal yang sangat mungkin.  

Teoritikus lain seperti Deming dan Juran tidak percaya jika hal tersebut merupakan tujuan yang mudah. Mereka berpendapat bahwa semakin dekat seseorang dengan ‘tanpa cacat’, maka akan semakin sulit ia menghilangkan kesalahan seperti yang dikemukan oleh Juran bahwa titik tertentu tahap penyesuaian diri adalah tahap yang dibutuhkan.

 


Langkah-langkah Untuk Mencapai Mutu Menurut Crosby

Menurut Crosby, untuk mencapai mutu ada beberapa langkah yang perlu dilakukan, yakni:

1. Komitmen manajemen (Management Commitmen)

Ini merupakan hal yang krusial dan merupakan poin yang perlu disepakati oleh semua para ahli mutu. Komitmen ini harus dikomunikasikan dalam sebuah statemen kebijakan mutu yang jelas dan dapat dicapai.

2. Tim Peningkatan Mutu (Quality Improvement Team)

Tim peningkatan mutu memiliki tugas mengatur dan mengarahkan program yang akan diimplementasikan melalui organisasi dengan tanggung jawab tim dalam setiap departemen yang harus diterima dan didukung oleh manajemen senior. Tugas penting dari tim peningkatan mutu adalah menentukan bagaimana menspesifikasikan kegagalan dan peningkatan mutu.

3. Pengukuran Mutu (Quality Measurement)

Pengukuran mutu dilakukan untuk mengetahui ketidaksesuaian yang ada saat ini dengan yang akan muncul, dengan cara evaluasi dan perbaikan. Bentuk-bentuk pengukuran ini berbeda antara organisasi produksi dan organisasi layanan, dan bentuk-bentuk tersebut bergantung pada data inspeksi, laporan pemeriksaan, data control, dan data umpan balik dari pelanggan.

4. Mengukur Biaya Mutu (The Cost Of Quality)

Biaya mutu terdiri dari biaya kesalahan, biaya kerja ulang, biaya pembongkaran, biaya inspeksi, dan biaya pemeriksaan. Mengidentifikasi biaya mutu merupakan hal yang sangat penting dilakukan.

5. Membangun Kesadaran Mutu (Quality Awareness)

Kesadaran terhadap mutu merupakan keharusan bagi setiap orang yang terlibat dalam proses produksi/jasa dalam lembaga.

6. Kegiatan Perbaikan (Corrective Actions)

Para pengawas harus bekerjasama dengan para staf untuk memperbaiki mutu yang rendah. Crosby menganjurkan pembentukan tim tugas dengan agenda kegiatan yang disusun dengan hati-hati. Untuk menentukan masalah mana yang harus ditangani terlebih dahulu, Crosby menganjurkan untuk menggunakan aturan Pareto. Aturan ini menyatakan bahwa 20% proses menyebabkan munculnya 80% masalah. Masalah yang besar harus ditangani pertama kali, kemudian diikuti dengan masalah berikutnya.

7. Perencanaan Tanpa Cacat (Zero Defects Planning)

Crosby berpendapat bahwa program tanpa cacat harus diperkenalkan dan dipimpin oleh tim peningkatan mutu yang juga bertanggungjawab terhadap implementasinya. Seluruh staf harus menandatangani kontrak formal untuk mewujudkan tanpa cacat dalam tugas dan kerja mereka.

8. Pelatihan Pengawas (Supervisor Training)

Pelatihan ini sangat penting bagi para manajer supaya mereka memahami peranan mereka dalam proses peningkatan mutu. Pelatihan ini juga bisa dilakukan melalui program pelatihan formal. Selain manajer, pelatihan ini juga penting bagi para staf yang melaksanakan peranan manajemen menengah.

9. Menyelenggarakan Hari Tanpa Cacat (Zero Defects Day)

Kegiatan ini dilaksanakan sehari penuh, tujuannya untuk menekankan komitmen manajemen terhadap metode tersebut.

10. Penyusunan Tujuan (Goal Setting)

Setiap tim/bagian merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan tepat dan harus dapat diukur keberhasilannya

11. Penghapusan Sebab Kesalahan (Error-Cause Removal)

Langkah ini dimaksudkan agar para staf dapat mengkomunikasikan kepada manajemen tentang situasi-situasi tertentu yang mempersulit implementasi metode tanpa cacat.

12. Pengakuan (Recognition)

Crosby berpendapat bahwa penghargaan tersebut harus dihubungkan dengan rancangan tujuan.

13. Mendirikan Dewan-Dewan Mutu (Quality Councils)

Dewan-dewan mutu berperan untuk mengawasi efektivitas program dan menjamin bahwa proses peningkatan tersebut terus berlanjut.

14. Lakukan Lagi (Do It Over Again)

Program mutu adalah proses yang tidak pernah berakhir. Ketika tujuan program telah tercapai. maka program tersebut harus dimulai lagi.

Demikian pembahasan mengenai mutu menurut Crosby, semoga bermanfaat.

Baca juga artikel lainnya:

Langkah-langkah peningkatan kualitas menurut Juran

Pengertian mutu menurut para ahli

Prinsip mutu menurut Deming 

 

Post a Comment for "Mutu Menurut Philip B. Crosby"