Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Bagaimana Membangun Budaya Menulis Dosen?

Rikaariyani.com- Membangun Budaya Menulis Dosen- Bagi seorang dosen, menulis adalah sebuah keharusan. Baik menulis jurnal, artikel, laporan penelitian, maupun buku-buku ilmiah. 

Menulis dan mempublikasikan karya ilmiah merupakan salah satu syarat kenaikan pangkat dosen. Hal ini merujuk pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN RB), Nomor 17 tahun 2013, dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 92 tahun 2014, bahwa kenaikan jenjang jabatan akademik dosen mewajibkan untuk publikasi pada jurnal ilmiah Nasional terakreditasi dan jurnal Internasional bereputasi di bidangnya.

Selain untuk kenaikan pangkat dan jabatan, menulis juga merupakan bentuk tranformasi dan penyebarluasan ilmu pengetahuan dan pengabdian kepada masyarakat. Namun, fakta yang terjadi di lapangan, komitmen dosen dalam menulis dan mempublikasikannya masih tergolong rendah. Menulis belum membudaya di kalangan dosen. Dosen lebih tertarik untuk mengajar atau mengejar proyek yang lebih menjanjikan daripada menulis.  
 
Di dalam artikel ini dibahas mengenai mengapa budaya menulis dosen masih rendah, apa faktor-faktor penyebab rendahnya budaya menulis dosen dan bagaimana membangun budaya menulis dosen. Simak artikel ini hingga akhir.



 
 
Budaya menulis dosen

Mengapa Budaya Menulis Dosen Masih Rendah?

Sebagaimana yang disampaikan oleh Prof. Ir. Amrinsyah Nasution M.E.S.E., Ph.D bahwa budaya menulis kalangan dosen di Indonesia masih sangat rendah dibandingkan dengan dosen di luar negeri. Salah satu kelemahan budaya menulis kalangan dosen di Indonesia, yakni para dosen Indonesia kurang memiliki kemampuan dalam menuangkan pikiran. Gagasan lebih sering disampaikan secara lisan melalui seminar atau diskusi, yang seringkali tidak disertai dengan bahan tulisan. 

Mirisnya pula, masih ditemui dosen yang melakukan plagiat demi tuntutan kredit. Hal ini tentu memperburuk citra dosen dan perguruan tinggi itu sendiri, sementara dosen adalah salah satu indikator keberhasilan perguruan tinggi. Jika dosennya malas menulis, atau menulis asal-asalan, bagaimana dengan mahasiswanya? Bisa dipastikan mahasiswanya pun malas mengembangkan kemampuan menulisnya. Sehingga yang terjadi adalah saat diberi tugas membuat makalah, mahasiswa cukup copas di internet. Memprihatinkan sekali bukan?
 
 
Melihat kenyataan yang ada, menurut penulis, budaya menulis di kalangan dosen perlu ditingkatkan. Dosen harus menulis. Tidak hanya sekedar pemenuhan kewajiban angka kredit saja, tapi dosen juga harus menulis buku, menulis jurnal Nasional maupun Internasional, dan pula dosen juga harus menulis di media massa. Dengan menulis, banyak manfaat yang akan diperoleh oleh seorang dosen. Dosen tersebut tentu akan lebih dikenal oleh masyarakat dan menjadi nilai plus tersendiri di mata masyarakat. Selain itu, menulis juga dapat menjadi alat promosi terutama bagi kampus yang bersangkutan.  

Apa Penyebab Rendahnya Budaya Menulis Dosen?

Terkait dengan rendahnya kemampuan dan budaya menulis dosen, ada beberapa faktor yang bisa diidentifikasi: 
  • Pertama, dosen tidak memiliki motivasi yang tinggi dalam menulis.
  • Kedua, dosen tidak tahu bagaimana cara menulis karya ilmiah dengan baik
  • Ketiga, honorium/insentif yang diterima dosen dari menulis masih sangat kecil, bahkan ada sebagian kampus yang meminta bayaran jika dosen ingin menerbitkan jurnal yang ditulisnya sehingga dosen lebih tertarik untuk mengajar atau mengejar proyek lain. 
  • Keempat, tidak adanya waktu untuk menulis karena beban mengajar yang padat. Kelima, tidak adanya perhatian dari lembaga.

Bagaimana Meningkatkan Budaya Menulis Dosen?

Menurut hemat penulis ada beberapa hal yang perlu dilakukan agar kegiatan menulis, khususnya menulis karya ilmiah menjadi budaya di kalangan dosen yakni:
  1. Dosen harus banyak berlatih menulis dengan menjadikan kegiatan menulis sebagai sebuah kegemaran
  2. Menumbuhkan motivasi menulis, baik motivasi internal maupun motivasi eksternal
  3. Pimpinan perguruan tinggi dapat memberikan semacam penghargaan (insentif) kepada para dosen yang berhasil mempublikasikan karya ilmiahnya di jurnal ilmiah yang diterbitkan, agar para dosen termotivasi dan berlomba-lomba dalam menulis
  4. Mengadakan pelatihan-pelatihan menulis dengan menghadirkan pakar dari media massa atau pengelola jurnal kampus, serta terlibat dalam kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya seperti seminar, workshop, dan lain-lain. 
  5. Dosen harus bisa mengatur beban kerjanya sehingga memiliki waktu untuk menulis dan meningkatkan kemampuan menulisnya. Para dosen bisa membuat  kesepakatan dengan pihak akademik untuk meminimalisasi target pengajaran. Dengan begitu, diharapkan dosen lebih produktif dalam menulis karena sesungguhnya dosen adalah seorang penulis!
Note: tulisan ini telah terbit di media lokal Jambi, Sabtu 14 Okt 2017
 
 
Semoga Bermanfaat,

 

Post a Comment for "Bagaimana Membangun Budaya Menulis Dosen? "