Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ini Penyebab Rendahnya Mutu Pendidikan Di Indonesia

Rikaariyani.com- Ini Penyebab Rendahnya Mutu Pendidikan- Jika dibandingkan dengan negara-negara lain, mutu pendidikan di Indonesia memang masih jauh tertinggal. 

Pendidikan di Indonesia bahkan terkesan buruk, mutu pendidikan di pelosok desa tidak sebanding dengan mutu pendidikan di kota. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan di Indonesia, diantaranya sarana prasarana yang kurang memadai, rendahnya kualitas tenaga pengajar, mahalnya biaya pendidikan, dan lain sebagainya.  

Selengkapnya silahkan simak artikel berikut ini:

Ini Penyebab Rendahnya Mutu Pendidikan Di Indonesia



 

 

 

 

 

Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia pada hakekatnya adalah akumulasi dari penyebab rendahnya mutu pendidikan di sekolah. Banyak hal yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, diantaranya adalah:

1. Rendahnya kualitas sarana fisik  

Kualitas sarana fisik pendidikan di Indonesia masih jauh dari kata sempurna. Masih banyak terdapat sekolah-sekolah dan perguruan tinggi yang memiliki gedung rusak, buku perpustakaan tidak lengkap, laboratorium yang tidak memadai, bahkan ada yang tidak memiliki gedung laboratorium sama sekali.

Rendahnya kualitas fisik pendidikan tentu berpengaruh pada proses pembelajaran. Dalam hal ini pemerintah terlihat kurang peduli, penanganan pendidikan di Indonesia masih menjadi nomor kesekian.

2. Rendahnya kualitas guru     

Salah satu masalah dalam dunia pendidikan adalah Rendahnya Kualitas Guru.  Banyak guru yang belum profesional dalam menjalankan tugasnya. Bahkan ada sebagian guru yang tidak layak untuk mengajar. Meskipun guru bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan pendidikan, namun guru memiliki andil yang sangat besar pada kualitas pendidikan. 

Beberapa penyebab rendahnya kualitas guru diantaranya adalah ketidaksesuaian ilmu dengan bidang yang diajar, rendahnya kualifikasi yang dimiliki guru, program Peningkatan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) guru masih rendah, dan rekrutmen guru tidak efektif.

3. Rendahnya kesejahteraan guru    

Kesejahteraan guru memiliki pengaruh yang besar terhadap rendahnya mutu pendidikan di Indonesia. Rendahnya gaji yang diterima oleh seorang guru membuat guru harus mencari cara agar kebutuhannya tercukupi, misalnya menjadi guru les, mengajar di tempat lain, atau memiliki aktivitas lain yang tidak ada hubungannya dengan tugas mengajar. Hal ini tentu membuat guru menjadi tidak fokus dalam mengajar, parahnya mereka hanya mengajar asal-asalan. 

4. Kurangnya pemerataan kesempatan pendidikan    

Kesempatan memperoleh pendidikan masih terbatas pada tingkat Sekolah Dasar. Data Balitbang Departemen Pendidikan Nasional dan Direktorat Jenderal Binbaga Departemen Agama tahun 2000 menunjukan Angka Partisipasi Murni (APM) untuk anak usia SD pada tahun 1999 mencapai 94,4% (28,3 juta siswa). Pencapaian APM ini termasuk kategori tinggi. Angka Partisipasi Murni Pendidikan di SLTP masih rendah yaitu 54, 8% (9,4 juta siswa). 

Sementara itu layanan pendidikan usia dini masih sangat terbatas. Kegagalan pembinaan dalam usia dini nantinya tentu akan menghambat pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi pemerataan pendidikan yang tepat untuk mengatasi masalah ketidakmerataan tersebut. 

5.Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan

Rendahnya relevansi pendidikan dapat dilihat dari banyaknya lulusan yang menganggur. Data BAPPENAS (1996) yang dikumpulkan sejak tahun 1990 menunjukan angka pengangguran terbuka yang dihadapi oleh lulusan SMU sebesar 25,47%, Diploma/S0 sebesar 27,5% dan PT sebesar 36,6%,sedangkan pada periode yang sama pertumbuhan kesempatan kerja cukup tinggi untuk masing-masing  tingkat pendidikan yaitu 13,4%, 14,21%, dan 15,07%. 

Menurut data Balitbang Depdiknas 1999, setiap tahunnya sekitar 3 juta anak putus sekolah dan tidak memiliki keterampilan hidupsehingga   menimbulkan masalah ketenagakerjaan tersendiri.Adanya ketidakserasian antara hasil pendidikan dan kebutuhan dunia kerja ini disebabkan kurikulum yang materinya kurangfunsional terhadap keterampilan yang dibutuhkan ketika peserta didik memasuki dunia kerja.

6. Mahalnya biaya pendidikan     

Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT) membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Orang miskin tidak boleh sekolah. Untuk masuk TK dan SDN saja saat ini dibutuhkan biaya Rp 500.000, sampai Rp 1.000.000. Bahkan ada yang memungut di atas Rp 1 juta. 

Masuk SLTP/SLTA bisa mencapai Rp 1 juta sampai Rp 5 juta. Pendidikan berkualitas memang tidak mungkin murah, atau tepatnya, tidak  harus murah atau gratis. Tetapi persoalannya siapa yang seharusnya membayarnya? Pemerintahlah sebenarnya yang berkewajiban untuk menjamin setiap warganya memperoleh pendidikan dan menjamin akses masyarakat bawah untuk mendapatkan pendidikan bermutu.

Lihat juga:

Buku Akuntansi Lengkap

Buku Manajemen  

Manajemen Keuangan edisi revisi Sutrisno 

Manajemen dalam konteks indonesia 

Buku metodologi penelitian lengkap 

Buku metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D 

Buku penelitian hukum 

Metode penelitian kualitatif Sugiyono 

Seri buku metode penelitian terlengkap 

 


 

Post a Comment for "Ini Penyebab Rendahnya Mutu Pendidikan Di Indonesia"