Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Review Buku Metode Penelitian Kuantitatif

JUDUL BUKU                : METODE PENELITIAN KUANTITATIF

PENGARANG                : DR. DENI DARMAWAN, S.PD., M.SI.

PENERBIT                    : PT REMAJA ROSDAKARYA BANDUNG

JUMLAH HALAMAN        : 330

JUMLAH BAB                : 17 BAB

OLEH                           : RIKA ARIYANI



 

Metode Penelitian Kuantitatif


BAB I: MENELAAH PENGERTIAN DASAR TENTANG PENELITIAN

Penelitian adalah terjemahan dari research yang diindonesiakan menjadi riset. Re bermakna kembali, sedangkan search bermakna mencari. Jadi, berarti mencari kembali.

Adapun pengertian penelitian menurut T. Hillway yaitu studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut.

Secara umum terdapat empat tujuan utama penelitian, yaitu:

  1. Menemukan sesuatu yang baru dalam bidang tertentu 
  2. Menguji kebenaran sesuatu dalam bidang tertentu 
  3. Mengembangkan sesuatu dalam bidang yang telah ada.

 Sedangkan prosedur penelitian adalah:  

  1. Mendefinisikan dan merumuskan masalah. Pendefinisian masalah harus jelas, baik dari segi keleluasaannya maupun dari segi kedalamannya. 
  2. Melakukan studi kepustakaan 
  3. Merumuskan hipotesis 
  4. Menentukan model atau desain penelitian 
  5. Mengumpulkan data 
  6. Mengolah dan menyajikan informasi 
  7. Menganalisis dan menginterpretasikan data 
  8. Membuat kesimpulan 
  9. Membuat laporan

Salah satu komponen yang sangat penting dan menentukan kualitas sebuah penelitian ilmiah adalah rumusan masalah. Berbeda dengan rumusan-rumusan masalah pada umumnya, penelitian ilmiah dituntut untuk memenuhi beberapa criteria. Criteria tersebut antara lain masalah dirumuskan dengan kalimat Tanya, setiap rumusan masalah memiliki dua factor atau variable yang dihubungkan.

 
BAB 2 : PENGETAHUAN AWAL DALAM MELAKUKAN PENELITIAN KUANTITATIF

a. Etika Dalam Penelitian

Etika merupakan norma atau standar perilaku yang menjadi pedoman moral perilaku seseorang dan hubungannya dengan orang lain. Tujuan etika dalam penelitian adalah untuk menjamin agar tidak ada seorang pun yang dirugikan atau mendapat dampak negatif dari kegiatan penelitian.

Pedoman perilaku yang dijelaskan oleh para ahli adalah sebagai berikut:

  1. Memulai pengumpulan data dengan menjelaskan kepada responden. Pedoman ini mengenai manfaat yang diharapkan dari penelitian. 
  2. Menjelaskan kepada responden bahwa hak-haknya dan kesejahteraannya dilindungi. 
  3. Memastikan bahwa pewawancara mendapat persetujuan dari responden.

b. Kemampuan Merumuskan Metodologi

Dalam sebuah tuntutan dan kelaziman penelitian dengan pendekatan kuantitatif, akan dihadapkan pada suatu kemampuan untuk memilih mana metode penelitian yang termasuk ke dalam pendekatan kuantitatif atau kualitatif. Kemampuan untuk memilih metode kuantitatif biasanya harus dikontrol oleh kemampuan dalam menerjemahkan judul dan rumusan masalah penelitian serta tujuan penelitian. Dari kondisi ini, maka peneliti akan mampu menetapkan metode tertentu yang relevan dengan kondisi fokus masalah, rumusan masalah, dan upaya merumuskan serta menguji hipotesis.

c. Kemampuan Menulis Pembahasan

Beberapa kekeliruan dalam mengembangkan pembahasan, di antaranya adalah:
  1. Membahas hasil penelitian tidak lagi melihat apa saja yang menjadi fokus atau rumusan masalah dari pertanyaan yang ada. 
  2. Membahas dengan hanya berpatokan pada data-data atau angka-angka yang ada saja. 
  3. Membahas dengan minimalnya sumber rujukan yang relevan.

Beberapa ahli dan para pakar di bidang metodologi penelitian menyatakan bahwa kekuatan hasil sebuah penelitian pada dasarnya bukan terletak pada simpulan-simpulan yang diperoleh, tetapi terletak pada proses pembahasan dan pembuktian terhadap hasil pengujian hipotesis dan pembahasan yang komprehensif.

d. Kemampuan Dalam Merumuskan Simpulan

Suatu rumusan simpulan sebenarnya dapat dengan mudah dirumuskan jika peneliti mampu melihat kembali apa yang menjadi pertanyaan-pertanyaan dalam penelitiannya yang telah dirumuskan.

BAB 3 : MEMAHAMI PENELITIAN YANG BERORIENTASI KUANTITATIF

a. Pemahaman Dasar

Untuk memahami apa itu riset, kita perlu tahu apa karakteristik riset dan apa yang bukan dikategorikan riset:

  1. Riset bukan hanya mengumpulkan informasi tentang sesuatu atau beberapa hal. 
  2. Riset bukan memindahkan fakta dari satu lokasi ke lokasi lain. 
  3. Riset bukan mencari informasi tertentu secara acak. 
  4. Riset bukan sekedar istilah untuk menarik perhatian.

b. Karakteristik Riset

Riset adalah proses mengumpulkan, menganalisis, dan menerjemahkan informasi atau data secara sistematis untuk menambah pemahaman kita terhadap suatu fenomena tertentu yang menarik perhatian kita.

Menurut Paul Leedy, ada 8 karakteristik riset, yaitu:

  1. Riset berasal dari satu pertanyaan atau masalah. Sumber pertanyaan dapat berasal dari sekitar kita. 
  2. Riset membutuhkan tujuan yang jelas. Tujuan adalah pernyataan permasalahan yang akan dipecahkan dalam riset. 
  3. Riset membutuhkan rencana spesifik. 
  4. Riset biasanya membagi masalah prinsip menjadi beberapa submasalah. 
  5. Riset dilakukan berdasarkan masalah, pertanyaan, atau hipotesis riset yang spesifik. 
  6. Riset mengakui asumsi-asumsi. 
  7. Riset membutuhkan data dan interpretasi data untuk menyelesaikan masalah yang mendasari adanya riset. 
  8. Riset bersifat siklus

c. Permasalahan Sebagai Inti Riset

Permasalahan untuk riset haruslah mengandung interpretasi data yang merupakan hasil pemikiran si peneliti dalam mencari jawaban dari permasalahan dalam penelitiannya.

d. Tipe Karya Ilmiah

  1. Analisis: melihat apa yang ada di balik permukaan materi: melihat hubungan antarbagian dan keseluruhan, mengenali hubungan antara sebab akibat, mencari hal-hal penting, mempertanyakan suatu validitas. 
  2. Perbandingan, berarti mencari perbedaan dan persamaan. 
  3. Argumentasi (setuju atau tidak setuju).

e. Dikotomi Penelitian 

1. Orientasi Hasil

Dalam penelitian professional yang penting adalah hasilnya. Tanpa hasil penelitian yang nyata dan bermanfaat, maka penelitian professional tak ada artinya.

2. Orientasi Proses

Penelitian akademik, berbeda dengan penelitian professional yang mengutamakan output. Penelitian akademik pada hakikatnya bertujuan memberikan kemampuan kepada peserta didik untuk menguasai dan mempraktikkan segenap aspek keilmuan dan teori-teori ilmiah yang sudah dipelajarinya selama ini sesuai dengan hakikat keilmuan.

BAB 4 : JENIS-JENIS PENELITIAN

a. Jenis Penelitian Berdasarkan Tujuan

Berdasarkan tujuan, penelitian dibedakan atas penelitian dasar dan penelitian terapan. Penelitian dasar adalah penelitian yang penelitinya memusatkan perhatian pada struktur dan proses fundamental. Penelitian ini bertujuan menemukan, menyusun dan mengembangkan prinsip-prinsip dan teori.

Sedangkan penelitian terapan adalah penelitian yang perhatiannya dipusatkan pada struktur dan proses yang ada dalam praktik. Di dalam bidang penelitian banyak yang bersifat terapan.

b. Jenis Penelitian Berdasarkan Hakikat Masalah

1. Penelitian Eksplorasi

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi yang sangat umum mengenai masalah penelitian.

2. Penelitian Deskriptif

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan suatu objek atau kegiatan yang menjadi perhatian peneliti.

3. Penelitian Penyusunan Hipotesis

Penelitian ini dilakukan sebagai lanjutan dari penelitian deskriptif dengan menetapkan hubungan potensial yang hendak dipilih dan dirumuskan ke dalam masalah penelitian secara seksama.

4. Penelitian uji hipotesis

Penelitian uji hipotesis adalah penelitian yang dilakukan dengan maksud menguji benar tidaknya teori atau memverifikasi teori.

c. Penelitian Menurut Pendekatan Kuantitatif

1. Penelitian Eksperimen Kuasi

Pada eksperimen kuasi ini rumusan masalah harus mengandung hubungan kausal atau sebab akibat antarvariabel yang sudah ditemukan pada saat merumuskan latar belakang.

2. Eksperimen Murni

Dalam eksperimen murni ini proses penarikan atau pemilihan anggota sampel direkomendasikan untuk dilakukan melalui random.

3. Studi Kasus

Studi kasus merupakan salah satu varians kuantitatif. Dalam penelitian ini sudah pasti ada hipotesis penelitian dan hipotesis statistik yang bisa dirumuskan dan dilakukan pengujiannya melalui statistika terapan.

4. Penelitian Laboratorium

Penelitian di laboratorium dihadapkan pada proses pengujian beberapa perlakuan, treatment, atau pembedaan sampel.

5. Survei

Dari aspek kajian metode penelitian menunjukkan bahwa survey bersifat explanatory, yaitu penelitian yang harus dilakukan penjelasan atas hubungan, pengaruh, atau adanya hubungan kausal dan sebab akibat.

6. Deskriptif analitik

Penelitian deskriptif analisis ini dapat menggunakan metode statistika mulai dari yang sederhana hingga penelitian dengan menggunakan rumus statistic uji yang lebih kompleks.

7. Action research field

Penelitian ini bisa dilakukan dalam beberapa bidang keilmuan, seperti teknik, IT, bahasa, manajemen, dan sejenisnya. Penelitian ini bisa termasuk ke dalam kelompok kuantitatif karena data yang diolah dapat berupa angka-angka atau pengukuran secara kuantitas.

8. Class action research

Secara umum proses ini dikenal dalam dunia pendidikan dengan istilah penelitian tindakan kelas.

9. Research development (R&D) penelitian pengembangan

Keunggulan dari penelitian ini adalah diperolehnya teori-teori dan model-model baru.

10. Evaluative

Penelitian evaluative merupakan penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dalam berbagai bidang. Penelitian evaluative ini banyak digunakan di lingkungan pendidikan, pariwisata, ekonomi, politik, dan pemerintahan dengan tujuan melihat perkembangan penulisan karya tulis ilmiahnya.

BAB 5 : APA DAN BAGAIMANA LATAR BELAKANG PENELITIAN DENGAN PENDEKATAN KUANTITATIF

a. Latar Belakang Penelitian

Proses penelitian dalam bidang ilmu apa pun dengan tujuan untuk mendapatkan pembuktian alamiah, ataupun deskripsi dari hasil analisis akan bergantung pada pendekatan yang dipakai. Pendekatan penelitian merupakan sesuatu yang mutlak dalam proses penelitian yang dimaksud. Pendekatan adalah cara untuk mendapatkan atau memahami sesuatu yang diteliti.

b. Latar Belakang Masalah

Beberapa hal yang perlu ada di dalam latar belakang masalah, yaitu:

  1. Latar belakang masalah memuat faktor-faktor apa saja yang menjadi perhatian untuk dijadikan suatu latar belakang. 
  2. Latar belakang masalah memuat berbagai informasi kasus, baik melalui pengamatan maupun lewat buku-buku referensi dan hasil-hasil penelitian lain. 
  3. Latar belakang merupakan tonggak problematik yang berisi berbagai persoalan yang akan dijawab dalam bab-bab selanjutnya.

c. Perumusan Masalah

Pola menuliskan rumusan-rumusan masalah ini cenderung mengalir seperti sebuah pola yang seolah tidak bisa diubah atau divariasikan. Perumusan masalah dalam penelitian hendaknya dinyatakan dalam kalimat pertanyaan singkat, jelas, tepat dan tegas. Pada dasarnya rumusan masalah yang dibuat akan memberikan acuan pola dan bentuk terhadap rumusan hipotesis penelitian. Hipotesis atau jawaban sementara dirumuskan tentang apa yang dipikirkan dalam suatu fenomena yang dihadapinya.

d. Identifikasi Masalah

Tahap identifikasi masalah merupakan suatu kegiatan berupa mencari masalah yang sekiranya dapat dicarikan jawabannya melalui penelitian. Identifikasi masalah penelitian adalah pernyataan singkat tentang permasalahan yang akan dipecahkan dan merupakan intisari dari latar belakang masalah.

e. Batasan Masalah

Batasan masalah berkaitan erat dengan identifikasi masalah. Apabila pada identifikasi masalah peneliti mengemukakan seluruh kemungkinan masalah yang ada, maka pada bagian batasan masalah peneliti sudah mulai membatasi permasalahan apa yang akan menjadi focus kajian.

f. Rumusan Masalah

Masalah-masalah yang sudah dibatasi dapat diformulasikan dalam suatu rumusan masalah. Umumnya rumusan masalah diformulasikan dalam bentuk kalimat Tanya, apalagi bagi peneliti pemula, rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan ini sangat dianjurkan.

BAB 6 : LANDASAN TEORITIS, DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN KUANTITATIF, DAN HIPOTESIS

a. Landasan Teoritis Dan Deskripsi Objek Penelitian

Landasan teoritis adalah teori-teori yang digunakan peneliti untuk mendukung penelitiannya. Dalam kaitannya dengan kegiatan penelitian, fungsi teori adalah untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup variable yang akan diteliti.

b. Deskripsi Teori

Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variable yang akan diteliti. Deskripsi teori berisi tentang penjelasan terhadap variable-variabel yang akan diteliti, melalui pendefinisian, serta uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai referensi sehingga ruang lingkup, kedudukan, dan prediksi terhadap hubungan antar variable yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah.

c. Kerangka Berpikir

Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang akan diidentifikasikan sebagai masalah yang penting. Kerangka berpikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila penelitian tersebut berkenaan dengan dua variable atau lebih.

d. Hipotesis

Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga penelitian. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Oleh karena itu, rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif.


BAB 7: METODE PENELITIAN

a. Pengertian Metode

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data dan informasi mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Dalam arti yang luas, istilah metodologi menunjuk pada proses, prinsip, serta prosedur yang digunakan untuk mendekati masalah dan mencari jawaban atas masalah tersebut.

b. Penelitian Tindakan Dan Pengembangan

Action research digunakan untuk menemukan pemecahan masalah yang dihadapi seseorang dalam tugasnya sehari-hari di mana pun tempatnya, di kelas, di kantor, di rumah sakit, dll. Para peneliti action research tidak berasumsi bahwa hasil penelitiannya akan menghasilkan teori yang dapat digunakan secara umum. Action research hanya terbatas pada kepentingan penelitinya sendiri, dengan tujuan agar penelitinya dapat melaksanakan tugasnya sehari-hari dengan lebih baik.

BAB 8 : POPULASI, TEKNIK SAMPLING DALAM PENELITIAN KUANTITATIF

a. Populasi

Populasi adalah sumber data dalam penelitian tertentu yang memiliki jumlah banyak dan luas. Jika data diambil dari populasi, maka akan memerlukan dana dan waktu yang cukup banyak sehingga dalam penelitian hal itu terlalu mahal.

b. Teknik Sampling

Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika tidak ada populasi. Agar hasil penelitian yang dilakukan terhadap sampel masih tetap bisa dipercaya, maka penarikan sampelnya harus dilakukan secara seksama. Cara pemilihan sampel dikenal dengan nama teknik sampling atau pengambilan sampel.

c. Syarat Sampel Yang Baik

Secara umum, sampel yang baik adalah yang dapat mewakili sebanyak mungkin karakteristik populasi. Dalam bahasa pengukuran, artinya sampel harus valid, yaitu bisa mengukur sesuatu yang seharusnya diukur.


d. Ukuran Sampel

Ukuran sampel atau jumlah sampel yang diambil menjadi persoalan yang penting manakala jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian yang menggunakan analisis kuantitatif. Pada penelitian yang menggunakan analisis kualitatif, ukuran sampel bukan menjadi nomor satu karena yang dipentingkan adalah kekayaan informasi. Walaupun jumlahnya sedikit, jika kaya akan informasi, maka sampelnya lebih bermanfaat.

e. Teknik-Teknik Pengambilan Sampel

Ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu sampel acak atau random, dan sampel tidak acak. Random sampling adalah cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil pada setiap elemen populasi. Artinya, jika elemen populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi sampel. Nonrandom sampling adalah setiap elemen populasi tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel.

 

BAB 9: TEKNIK PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA DALAM PENELITIAN KUANTITATIF

a. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang ditempuh dan alat-alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan datanya. Pada penelitian perpustakaan murni teknik pengumpulan datanya berupa kartu-kartu kutipan, sedangkan penelitian lapangan teknik-teknik tersebut dapat berupa kuesioner, atau pedoman wawancara, lembar pengamatan, tes atau gabungan dari semuanya. Teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti harus dilampirkan pada rancangan penelitian yang diajukan mahasiswa kepada pembimbing.

b. Teknik Pengolahan/Analisis Data

Data kuantitatif tekniknya adalah statistik. Apabila analisis yang digunakan adalah analisis statistik, hendaknya disebutkan metode dan jenis statistiknya.

c. Penerapan Statistika

Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan mempresentasikan data. Statistika merupakan ilmu yang berkenaan dengan data, sedangkan statistic adalah data, informasi, atau hasil penerapan algoritma statistika pada suatu data. Dari kumpulan data, statistika dapat digunakan untuk menyimpulkan atau mendeskripsikan data; ini dinamakan statistika deskriptif.

d. Aplikasi Statistika Dalam Penelitian Kuantitatif

1. Distribusi Frekuensi

Teknik ini merupakan teknik yang paling mudah dan banyak digunakan untuk mendeskripsikan data.

2. Cross Tabulations

Cross tabulations adalah sebuah teknik visual yang memungkinkan peneliti menguji relasi antarvariabel.

3. Korelasi

Metode ini menggambarkan secara kuantitatif asosiasi ataupun relasi satu variable interval dengan variable interval lainnya.

4. Regresi

Regresi digunakan ketika periset ingin memprediksi hasil atas variable-variable tertentu dengan menggunakan variable lain.

5. Analisis Validitas

Untuk melakukan analisis validitas dapat digunakan metode Pearson product moment.


BAB 10: HASIL DAN SIMPULAN PENELITIAN KUANTITATIF

a. Merumuskan Simpulan Pada Bab Terakhir

1. Isi dan gaya penyajian kesimpulan

Pada dasarnya penulisan kesimpulan dalam suatu hasil penelitian bermaksud menyajikan data empiric secara lebih mudah untuk dipahami oleh pembaca sebagai suatu hasil temuan di lapangan.

2. Gaya penyajian kesimpulan hasil penelitian

b. Saran-saran

Saran biasanya ditujukan untuk kepentingan sebagai berikut:

  • Pengembangan keilmuan yang dimaksud seperti berfungsi dalam pengembangan suatu teori atau pengujian suatu teori. 
  • Pengembangan, penyempurnaan, tindak lanjut serta pengujian yang lebih kaya terhadap factor-faktor yang belum terjangkau oleh peneliti.

BAB 11: SEBUAH REFLEKSI TENTANG PENELITIAN KUANTITATIF

a. Hubungan Antara Ilmu Dan Eksplanasi Data

1. Hakikat Ilmu

Ilmu adalah dasar untuk peradaban manusia, dan perkembangan ilmu diwadahi oleh perguruan tinggi, di antara alasannya karena ilmu erat kaitannya dengan masalah kebenaran.

2. Hakikat Eksplanasi Data

Eksplanasi data merupakan suatu proses penjabaran, penguraian, dan pendeskripsian rangkaian data baik berupa fakta-fakta, fenomena kehidupan, serta pengalaman hidup manusia dalam bentuk data informasi sebagai masukan dalam upaya pembentukan suatu tinjauan terhadap kebenaran ilmu dalam memecahkan masalah hidup manusia.

b. Hubungan Antara Filsafat Ilmu Dengan Analisis Prosedur Atau Logika Eksplanasi

1. Hakikat Filsafat Ilmu

Filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat pengetahuan, yang secara spesifik melakukan kajian tentang hakikat ilmu atau pengetahuan ilmiah. Filsafat ilmu dapat dipandang sebagai media berfikir manusia.

2. Hakikat Analisis Prosedur Atau Logika Eksplanasi

Hakikat analisis prosedur atau logika eksplanasi tak lain merupakan suatu penjelasan atau penjabaran dari proses atau alur suatu analisis terhadap ilmu. Secara analisis prosedur, ilmu pengetahuan berada pada tahapan pertama menghadapi fakta.

3. Hubungan Antara Keduanya

Hubungan kedua konsep di atas saling melengkapi dalam proses kerjanya dengan maksud dan tujuan memperoleh suatu hasil pemikiran yang baru dan dapat diterima logika berpikir manusia tentang suatu ilmu yang memiliki struktur tertentu.

c. Tinjauan dengan memperhatikan fokus kajian pada variable atau proses interaktif dan peristiwa.

1. Tinjauan dengan memperhatikan aspek “bebas nilai-nilai dan ditunjukkan”

Pada dasarnya semua penelitian tidak terlepas dari nilai-nilai, demikian juga dengan pendekatan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif secara filosofis menunjukkan bahwa kajian dari sudyr aksioma aksiologinya terlepas dari nilai-nilai yang berlaku. Adapun pendekatan kualitatif menunjukkan suatu keterkaitan dengan nilai-nilai yang berlaku.

2. Tinjauan dengan memperhatikan aspek “analisis statistic atau tematik”

Pendekatan kualitatif dan kuantitatif tidak dapat dipisahkan dalam menganalisis suatu topic permasalahan. Topik permasalahan yang dimaksud berkaitan dengan tinjauan kritis yang memperhatikan peranan analisis statistik atau tematik.

BAB 12 PERBANDINGAN PENDEKATAN KUANTITATIF-KUALITATIF

A. Riset Kuantitatif

  1. Mempergunakan metode eksperimen yang dilakukan secara terencana. 
  2. Objeknya lebih tertuju pada hasil. 
  3. Bertujuan memperoleh penemuan-penemuan yang berupa teori baru atau perbaikan teori. 
  4. Pengumpulan data dilakukan dengan mempergunakan pengukuran sistematis dengan instrument-instrumen pengumpulan data yang tepat dan dapat dipercaya. 
  5. Analisis data dilakukan dengan mempergunakan prosedur statistik.


B. Riset Kualitatif

  1. Menghendaki situasi alamiah sebagaimana adanya, tidak ada perubahan, dan peneliti sebagai alat penelitian utama. 
  2. Bersifat deskriptif, data yang dikumpulkan lebih bersifat kata-kata daripada angka-angka. 
  3. Objeknya lebih tertuju pada proses atau rangkaian kegiatan daripada hasil. 
  4. Menghendaki analisis data secara induktif untuk menyusun teori yang diangkat dari bawah. 
  5. Bentuk desain riset bersifat tidak terstruktur, lentur dan umum. 
  6. Data yang dikumpulkan merupakan data kualitatif dalam bentuk catatan lapangan, dokumen-dokumen pribadi dan resmi, foto-foto, dan rekaman. 
  7. Analisis data dilakukan dengan analisis isi.


BAB 13: PENYUSUNAN RANCANGAN PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dalam bagian ini dirumuskan tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian yang bersangkutan.

2. Alasan Memilih Masalah

Alasan-alasan sebaiknya berupa data hasil penelitian pendahuluan atau data yang didapat dari orang lain yang menyakinkan sehingga cukup kuat untuk dijadikan alasan.

3. Populasi dan sampel penelitian

Pada bagian ini dijelaskan siapa saja yang akan diteliti dan berapa banyaknya, siapa saja yang menjadi sasaran langsung pengumpulan data.

4. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah: metode normatif, metode historis, metode deskriptif, dan metode eksperimental.

5. Teknik-teknik pengumpulan data

Teknik tersebut berupa kuesioner, pedoman wawancara, lembaran pengamatan, tes, atau gabungan dari semuanya.

B. Model Rancangan Kuantitatif

Judul Penelitian

I.      Pendahuluan
1.1   Latar belakang penelitian
1.2   Rumusan masalah
1.3   Maksud dan tujuan
1.4   Kegunaan penelitian

II.    Kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis
2.1   Kajian pustaka
2.2   Kerangka pemikiran
2.3   Hipotesis penelitian

III.   Metodologi penelitian
3.1   Objek dan lokasi penelitian
3.2   Metode penelitian
3.3   Populasi dan sampel
3.4   Teknik pengumpulan data
3.5   Teknik analisis data
3.6   Jadwal penelitian
3.7   Daftar pustaka


BAB 14: PENELITIAN EKSPERIMEN

A. Teknik Penelitian Eksperimen

  1. Menentukan masalah khusus yang akan diteliti dalam eksperimen 
  2. Merumuskan hipotesis kerja 
  3. Mengadakan percobaan pendahuluan. 
  4. Mengumpulkan sampel atau kasus yang akan digunakan dalam eksperimen. 
  5. Mengecek hasil eksperimen dalam situasi yang sesungguhnya.

Keunggulan eksperimen adalah sebagai berikut:

  1. Membangun hubungan kausalitas 
  2. Adanya control dalam eksperimen. 
  3. Analisis longitudinal

B.   Pola-pola Eksperimen

1. Pola kelompok tunggal

Pada penelitian-penelitian eksperimen model tunggal ini berhubungan dengan teknik sampling random. Adapun analisis datanya adalah analisis data interval.

2. Pola kelompok parallel

Kelompok yang satu dikenai variable eksperimen, sedangkan kelompok yang lain tidak. Pada akhir kegiatan, kedua kelompok tersebut diperbandingkan.

3. Pola kelompok rotasi

Pola eksperimen ini akan lebih teliti jika digunakan kelompok yang lebih dari dua serta menggunakan variable eksperimental yang berbeda-beda pada setiap kelompoknya.

Baca Juga: Metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif


BAB 15 : PERBEDAAN POKOK ANTARA EKSPERIMEN DAN KORELASI

Penelitian eksperimen dapat didefenisikan sebagai metode yang dijalankan dengan menggunakan suatu perlakuan tertentu pada sekelompok orang atau kelompok. Manfaat sekaligus kelebihan metode eksperimen dibandingkan penelitian korelasi adalah:

  1. Menguji hipotesis dengan melakukan control terhadap kondisi penelitian. 
  2. Mengembangkan teori, kemudian melakukan pengujian di lapangan 
  3. Memperbaiki teori-teori serta temuan-temuan penelitian. 
  4. Meneliti melalui jalan pintas. 
  5. Memudahkan replikasi karena kondisi yang dipelajari benar-benar spesifik.

Dibandingkan penelitian korelasi, eksperimen berbeda menyangkut hal-hal berikut.

  1. Variable independen (X) dan dependen (Y) ditetapkan terlebih dahulu sebelum penelitian berlangsung. 
  2. Ada perlakuan eskperimen tertentu terhadap kelompok yag diteliti. 
  3. Menghasilkan angka indeks keterpengaruhan sebagai hasil atau temuan penelitian. 
  4. Hasil dan kondisi penelitian dapat direplikasi pada tempat dan waktu lain.


BAB 16 : ANTARA CASE STUDY DAN ACTION RESEARCH

Penelitian Action Research adalah penelitian yang mempunyai tahapan: identifikasi masalah, analisis masalah, identifikasi informasi yang dibutuhkan, merumuskan hipotesis tindakan, membuat rencana tindakan berdasarkan data yang diperoleh, melaksanakan tindakan dan mengamatinya.

Action Research bersifat pastisipatif dan kolaboratif. Maksudnya penelitian dilakukan sendiri oleh peneliti, dan diamati bersama dengan rekan-rekannya. Action research berbeda dengan studi kasus karena tujuan dan sifat kasusnya yang tidak unik seperti pada studi kasus action research tidak digunakan untuk menguji teori.

Action research digunakan untuk menemukan pemecahan masalah yang dihadapi seseorang dalam tugasnya sehari hari di mana pun tempatnya, di kelas, di kantor, di rumah sakit, dan seterusnya. Para peneliti action research tidak berasumsi bahwa hasil penelitiannya akan menghasilkan teori yang dapat digunakan secara umum. Action research hanya terbatas pada kepentingan penelitinya sendiri, dengan tujuan agar penelitinya dapat melaksanakan tugasnya sehari-hari dengan lebih baik.

Sedangkan studi kasus merupakan pengujian secara terperinci terhadap satu latar atau satu orang subjek.

Ciri-ciri studi kasus yang baik:

  1. Menyangkut sesuatu yang luar biasa, yang berkaitan dengan kepentingan umum atau bahkan dengan kepentingan nasional. 
  2. Batas-batasnya dapat ditentukan dengan jelas, kelengkapan ini juga ditunjukkan oleh kedalaman dan keluasan data yang digali peneliti. 
  3. Mampu mengantisipasi berbagai alternative jawaban dan sudut pandang yang berbeda-beda. 
  4. Studi kasus mampu menunjukkan bukti-bukti yang paling penting saja, baik yang mendukung pandangan peneliti maupun yang tidak mendasarkan prinsip selektivitas. 
  5. Hasilnya ditulis dengan gaya yang menarik sehingga mampu terkomunikasikan kepada pembaca.


BAB 17 : CONTOH PENERAPAN PENDEKATAN KUANTITATIF

1. Prosedur Penelitian

Tahap pertama, studi pendahuluan dilakukan untuk menjaring data atau informasi tentang kondisi dan permasalahan pendidikan. Tahap kedua, pelaksanaan penelitian dengan cara penyebaran instrumen. Tahap ketiga, analisis terhadap kegiatan tahap kesatu melalui validitas isi.

2. Instrument pengumpul data

Alat pengumpul data adalah kuesioner yang berisi tentang 90 pernyataan yang harus direspons dengan memilih salah satu dari tujuh alternatif skala sikap.

3. Sumber dan teknik pengumpulan data

Selain pengisian kuesioner yang dilakukan oleh responden secara langsung, peneliti juga melakukan studi dokumentasi dengan tujuan untuk mengumpulkan berbagai informasi yang berhubungan dengan pelatihan-pelatihan yang telah diselenggarakan.

4. Pengolahan dan analisis data

Pengolahan data dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

  • Memberikan nomor urut kepada setiap lembar jawaban kuesioner dari responden. 
  • Koding dan input data skor setiap butir yang diperoleh dari setiap responden pada setiap variable ke dalam table berdasarkan nomor urut. 
  • Melakukan penskalaan pada setiap skor item dari kuesioner yang dipakai. 
  • Mendeskripsikan data variable penelitian.

Semoga bermanfaat....

Terimakasih,

Rika Ariyani



Post a Comment for "Review Buku Metode Penelitian Kuantitatif"