Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Memahami Tahapan-tahapan Manajemen Kurikulum

Tahapan Manajemen Kurikulum- Manajemen kurikulum memiliki beberapa tahapan yang harus dilalui secara berurutan. Berikut tahapan utama dalam manajemen kurikulum:



Tahapan-tahapan Manajemen Kurikulum 

1. Perencanaan Kurikulum

Perencanaan kurikulum merupakan tahap awal dalam proses manajemen kurikulum. Tujuan utama perencanaan kurikulum adalah untuk menciptakan panduan yang jelas dan terstruktur untuk proses pendidikan. Hamalik (2010: 149) menyatakan bahwa perencanaan kurikulum berkenaan dengan strategi dan pendekatan dalam mengimplementasikan kurikulum.

Dalam perencanaan kurikulum terdapat beberapa kegiatan pokok, yaitu, merumuskan tujuan, merumuskan isi, merancang strategi pembelajaran, dan juga merancang strategi penilaian. Isi kurikulum adalah keseluruhan materi dan kegiatan yang tersusun dalam urutan dan ruang lingkup yang mencakup bidang pengajaran, mata pelajaran, masalah-masalah, proyek-proyek yang perlu dikerjakan. Saufi & Hambali (2019) menyatakan bahwa perencanaan kurikulum harus dilakukan dengan pendekatan holistik, pendekatan sosiokulutral dan dilakukan pada level lokal, regional hingga nasional.

Menurut Arif (2017), beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam perencanaan kurikulum adalah sebagai berikut:

  1. Konsep yang jelas, yang menjelaskan berbagai macam kebutuhan dan krakteristik manusia, baik pada masa kini atau masa yang akan datang.
  2. Kerangka kerja yang komprehensif, memperhatikan segala komponen komponen yang ada serta mengkordinasikannya secara efektif dalam proses pendidikan dan pengajaran. 
  3. Reaktif dan antisipatif terhadap kebutuhan peserta didik serta membantunya mengembangkan segala macam potensi yang dimilikinya.
  4. Mengakomodir kebutuhan dan minat individu dan masyarakat.

2. Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum (Curriculum Development) merupakan komponen yang sangat esensial dalam keseluruhan kegiatan pendidikan. Para ahli kurikulum memandang bahwa pengembangan kurikulum merupakan suatu siklus dari adanya keterjalinan, hubungan antara komponen kurikulum, yaitu antara komponen tujuan, bahan, kegiatan dan evaluasi (Nana Syaodih, 2000: 88).

Hamalik menyatakan bahwa pengembangan kurikulum harus berkaitan dengan perkembangan komponen yang mendasari perencanaan dan pengembangan kurikulum adalah: (1) Perkembangan tujuan pendidikan, (2) Perkembangan teori belajar teori belajar, (3) Perkembangan siswa, (4) perkembangan kultur, dan (5) Perkembangan bentuk kurikulum yang digunakan. 

Langkah-langkah pengembangan kurikulum terdiri dari: 

  1. Menyusun silabus untuk setiap mata pelajaran atau topik.
  2. Menentukan urutan pembelajaran dan alokasi waktu untuk setiap bagian.
  3. Mengembangkan materi pembelajaran, sumber daya, dan alat bantu yang diperlukan.
  4. Menyesuaikan kurikulum dengan norma-norma pendidikan dan pedoman nasional.

3. Implementasi Kurikulum 

Implementasi dapat diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan. Implementasi kurikulum menduduki posisi yang sangat penting dalam proses pendidikan, karena implemntasi kurikulum merupakan ruh dari pendidikan itu sendiri. Implementasi adalah suatu proses penempatan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, maupun nilai, dan sikap (Kunandar, 2007: 211). 

Implementasi kurikulum merupakan suatu proses penerapan konsep, ide, program, atau tatanan kurikulum ke dalam praktik pembelajaran atau aktivitas-aktivitas baru, sehingga terjadi perubahan pada sekelompok orang yang diharapkan untuk berubah. Implementasi kurikulum juga merupakan proses interaksi antara fasilitator sebagai pengembang kurikulum dan peserta didik sebagai subyek belajar.

Menurut Oemar Hamalik (2011: 237) implementasi kurikulum yakni penerapan atau pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya, kemudian diujicobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan, sambil senantiasa dilakukan penyesuaian terhadap situasi lapangan dan karakteristik peserta didik, baik perkembangan intelektual, emosional, serta fisiknya.

Saylor dan Alexander sebagaimana yang dikutip oleh Abdul Majid (2014: 6) mengemukakan bahwa implementasi kurikulum merupakan proses menerapkan rencana kurikulum (program) dalam bentuk pembelajaran, melibatkan interaksi siswa dengan guru dan dalam konteks persekolahan. Indikator keberhasilan dalam implementasi kurikulum pendidikan adalah adanya wujud nyata dari apa yang telah direncanakan.

Implementasi kurikulum dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu: 

Pertama, karakteristik kurikulum, yang mencakup ruang lingkup de baru suatu kurikulum dan kejelasannya bagi para pengguna di lapangan. 

Kedua, strategi implementasi, yaitu strategi yang digunakan dalam implementasi, seperti diskusi profesi, seminar, penataran, lokakarya, penyediaan buku kurikulum dan kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong penggunaan kurikulum di lapangan. 

Ketiga, karakteristik pengguna kurikulum, yang meliputi pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap guru terhadap kurikulum, serta kemampuannya untuk merealisasikan kurikulum dalam pembelajaran

4. Evaluasi Kurikulum

Kata evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran.” Menurut istilah, Thoha (2003:1) mengatakan bahwa “evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.

Salah satu tujuan evaluasi adalah mengumpulkan informasi, mengukur kinerja, dan menilai manfaat mengenai objek evaluasi yang berkaitan dengan indikator, tujuan, atau standar dalam objek evaluasi. Menurut Ttyler, evaluasi berfokus pada upaya untuk menentukan tingkat perubahan yang terjadi pada hasil belajar. Hasil belajar tersebut biasanya diukur dengan tes. Tujuan evaluasi menurut Tyler, untuk menentukan tingkat perubahan yang terjadi, baik secara statistic, maupun secara edukatif.

Evaluasi kurikulum memegang peranan penting, baik untuk penentuan kebijakan pendidikan pada umumnya maupun untuk pengambilan keputusan dalam kurikulum itu sendiri. Hasil-hasil evaluasi kurikulum dapat digunakan oleh para pemegang kebijakan pendidikan dan para pengembang kurikulum dalam memilih dan menetapkan kebijkan pengembangan model kurikulum yang digunakan.

Evaluasi kurikulum memiliki beberapa prinsip dasar, yaitu sebagai berikut:

  1. Evaluasi kurikulum didasarkan atas tujuan tertentu
  2. Evaluasi kurikulum harus bersifat objektif
  3. Bersifat komprehensif
  4. Dilaksankan secara kooperatif
  5. Harus dilaksanakan secara efisien
  6. Evaluasi kurikulum dilaksanakan secara berkesinambungan

Evaluasi kurikulum dapat berfungsi sebagai perbaikan untuk masa yang akan datang, menilai dan mengembangkan kualitas dan kesesuaian kurikulum dengan klebutuhan peserta didik, memberikan perlakukan secara merata pada setiap satuan pendidikan, dan mengontrol implementasi kurikulum di seluruh tanah air.

Demikian pembahasan mengenai tahapan manajemen kurikulum, semoga bermanfaat.


Post a Comment for "Memahami Tahapan-tahapan Manajemen Kurikulum "