Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Penggunaan Metode Demonstrasi Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa


ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas V MIN 4 Kerinci. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Tindakan kelas (PTK) dan dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus dilaksanakan dua kali tatap muka. Subjek penelitian yakni siswa kelas V MIN 4 Desa Tanjung Genting Kerinci. Sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, tes, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa pada proses pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi. Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan KKM siswa pada setiap siklusnya. Rata-rata pada siklus I sebesar 58%, dan pada siklus II sebesar 74%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa MIN 4 Desa Tanjung Genting Kerinci.

Kata kunci: Demonstasi, Metode Pembelajaran, Hasil Belajar.


ABSTRACT

This study was conducted to determine whether the use of the demonstration method can improve student learning outcomes in mathematics in class V MIN 4 Kerinci. The type of research used is classroom action research (CAR) and is carried out in two cycles, each cycle is carried out twice face to face. The research subjects were students of class V MIN 4 Tanjung Genting Kerinci Village. While the data collection methods used in this study were observation, tests, and documentation. The results showed that there was an increase in student learning outcomes in the learning process by using the demonstration method. This can be seen from the students' KKM completeness in each cycle. The average in the first cycle is 58%, and in the second cycle it is 74%. Thus, it can be concluded that the learning process using the demonstration method can improve student learning outcomes at MIN 4 Tanjung Genting Kerinci Village.

Keywords: Demonstration, Learning Methods, Learning Outcomes.

 

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki peran penting dalam mendidik siswa untuk berpikir secara logis dan sistematis. Matematika termasuk mata pelajaran yang ada dalam kurikulum sekolah dasar, dan akan diterapkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, siswa perlu mempelajari, memahami, dan menguasai ilmu matematika dengan baik.

Di dalam Al – Qur’an surat Al Qomar ayat 49 Allah Swt berfirman yang artinya “Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran”. Berdasarkan ayat ini, tidak dapat dipungkiri bahwa semua yang ada di ala mini ada ukuran-ukurannya, hitung-hitungannya, rumus-rumusnya, dan ada persamaannya. Untuk itu, sangat penting untuk memahami ilmu matematika.

Menurut Soedjadi (1999: 138), matematika adalah salah satu ilmu dasar, baik aspek terapannya maupun aspek penalarannya. Matematika perlu dikuasai oleh manusia, baik terapan maupun pola pikirnya. Menurut Indah (2014), matematika adalah hal yang diperlukan siswa sebagai pengetahuan dasar untuk menunjang keberhasilan dalam menempuh Pendidikan lebih lanjut.

Di Sekolah Dasar, pelajaran matematika memiliki beberapa tujuan, diantaranya adalah: a) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau alogaritma, secara akurat, efesien, dan tepat dalam pemecahan masalah, b) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, c) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, table, diagram, atau media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah, d) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Melihat pentingnya pembelajaran matematika di Sekolah Dasar, seorang guru harus lebih kreatif dalam menggunakan metode ajar, sehingga diharapkan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. Salah satu metode yang dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran matematika adalah metode demonstrasi. Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif, karena dapat membantu siswa untuk melihat secara langsung proses terjadinya sesuatu.

Metode demonstrasi juga dapat diartikan sebagai metode pembelajaran yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian. Metode demonstrasi dilakukan dengan tujuan agar pesan yang disampaikan oleh guru dapat dikerjakan dengan baik oleh siswa. Metode demonstrasi merupakan  metode yang  sangat efektif, karena dapat membantu siswa menemukan jawaban berdasarkan fakta dan data yang benar.

Menurut Nasih (2009:63), metode demonstrasi yaitu metode yang memperagakan bagaimana melakukan sesuatu kepada siswa dan memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu. Sedangkan Syaiful (2008: 210), mengemukakan bahwa metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau suatu benda sehingga dapat diketahui dan dipahami oleh siswa secara nyata. Lebih lanjut, juga diungkapkan bahwa metode demonstrasi ini lebih sesuai untuk mengajarkan bahan-bahan pelajaran yang merupakan suatu gerakan-gerakan, suatu proses maupun hal-hal yang bersifat rutin. Dengan metode demonstrasi peserta didik berkesempatan mengembangkan kemampuan mengamati segala benda yang sedang terlibat dalam proses serta dapat mengambil kesimpulan-kesimpulan yang diharapkan.

Sementara itu, Muhibbin Syah (2000: 22), menjelaskan bahwa metode demonstrasi adalah metode ajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pembelajaran yang relevan dengan pokok pembahasan atau materi yang sedang disajikan.

Metode demonstrasi memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adalah: 1) membuat proses pembelajaran menjadi lebih jelas, 2) siswa lebih mudah memahami apa yang disampaikan oleh guru, 3) proses pembelajaran menjadi lebih menarik, 4) siswa lebih terangsang untuk aktif mengamati dan mencoba melakukannya sendiri.

Melalui penggunaan metode demonstrasi, diharapkan siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan dapat meningkatkan hasil belajar mereka dalam mata pelajaran matematika, karena berdasarkan hasil pengamatan siswa sulit memahami materi pelajaran. Metode demonstrasi merupakan salah satu metode yang cukup efektif karena siswa lebih mudah mencari jawaban sesuai dengan fakta yang ada.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah Penggunaan metode demonstrasi dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 4 Kerinci?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan metode demonstrasi dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 4 Kerinci.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:

1) Siswa

Dapat menciptakan proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2) Bagi Guru

Metode demonstrasi dapat dijadikan sebagai salah satu metode untuk meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa.

3) Bagi Sekolah

Dapat menjadi motivasi bagi sekolah untuk meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar sebagai pencapaian visi dan misi sekolah.

4) Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan peneliti dan menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.


BAB II
KAJIAN TEORI

A. Metode Demonstrasi

Metode pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis dan teratur yang dilakukan oleh guru sebagai pendidik dalam menyampaikan materi kepada siswanya. Dengan adanya metode pembelajaran, diharapkan proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Metode pembelajaran memegang peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran.

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan rencana yang telah disusun secara utuh. Menurut Darmadi (2017: 176), metode pembelajaran adalah cara atau jalan yang ditempuh oleh guru dalam menyampaikan materi pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Menurut Sudrajat (2008: 4), metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran harus disusun dengan baik dan direncanakan dengan konsep yang matang, karena akan sangat mempengaruhi pembelajaran yang dilakukan.

Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru adalah metode demonstrasi. Metode demonstrasi merupakan metode pembelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan suatu proses, situasi atau benda tertentu kepada siswa. Namun, metode demonstrasi ini tidak terlepas dari penjelasan guru secara lisan.

Metode demonstrasi bukanlah metode baru dalam kegiatan pembelajaran. Metode ini telah ada sejak zaman Rasulullah SAW. Hal ini sesuai dengan hadist nabi, dimana beliau menjelaskan kepada para sahabat bahwa kedudukan beliau dengan orang yang memelihara anak yatim di surga begitu dekat, seperti kedekatan jari tengah dan jari telunjuk.

Menurut Tayar Yusuf (2000: 45), demonstrasi berarti memperagakan atau memperlihatkan proses kelangsungan sesuatu. Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000: 102), metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik yang sebenarnya ataupun tiruan yang disertai dengan penjelasan lisan. Basyirudin Usman, dkk (2002: 107) mengemukakan bahwa metode demonstrasi adalah metode mengajar yang sudah digunakan sejak lama.

Menurut Nana Syaodih (2012: 170), metode demonstrasi merupakan suatu metode pembelajaran yang berbentuk penyajian atau persentasi bagaimana cara suatu alat bekerja, bagaimana cara mengerjakan sesuatu, memecahkan suatu masalah, bagaimana berperilaku, memberikan layanan dan sebagainya yang dapat dibantu dengan alat atau dengan media yang lainnya.

Sedangkan menurut Abdul Majid (2013: 197), metode demonstrasi adalah salah satu metode yang cukup efektif karena membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi adalah metode pembelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi maupun benda tertentu. Metode demonstrasi banyak digunakan dalam menjelaskan proses pembuatan sesuatu atau proses mengerjakan sesuatu. Melalui metode demonstrasi ini, proses pembelajaran menjadi lebih jelas, mudah dipahami, dan dapat mendorong kreativitas siswa.

Metode demonstrasi memiliki beberapa tujuan, diantaranya adalah: 1) agar siswa mampu memahami cara mengatur dan Menyusun sesuatu, 2) memperjelas pengertian konsep, 3) memperlihatkan cara melakukan sesuatu, dan 4) menghilangkan verbalisme dalam materi pelajaran. Manfaat metode demonstrasi secara umum adalah sebagai berikut:

  1. Perhatian siswa lebih terpusat 
  2. Proses pembelajaran menjadi lebih terarah 
  3. Pengalaman pembelajaran lebih melekat pada siswa

Untuk menerapkan metode demonstrasi, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan, diantaranya adalah:

  1. Menciptakan suasana dan hubungan yang baik dengan siswa sehingga ada keinginan dan kemauan dari siswa untuk menyaksikan apa yang hendak didemonstrasikan. 
  2. Mengusahakan agar demonstrasi itu jelas bagi siswa yang sebelumnya tidak memahami. 
  3. Memikirkan dengan cermat sebelum mendemonstrasikan suatu pokok bahasan atau topik bahasan tertentu tentang adanya kesulitan yang akan ditemui siswa sambil memikirkan dan mencari cara untuk mengatasinya.

Dengan berpedoman pada beberapa prinsip di atas, maka kegiatan demonstrasi tidak akan kehilangan arah dan lepas kendali sehingga dapat berjalan sesuai tujuan yang diinginkan. Adapun kelebihan metode demonstrasi dalam proses pembelajaran meliputi:

  1. Perhatian anak didik dapat dipusatkan, dan titik berat yang dianggap penting oleh guru dapat diamati; 
  2. Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang didemonstrasikan, jadi proses anak didik akan lebih terarah dan akan mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain; 
  3. Dapat merangsang murid untuk lebih aktif dalam mengikuti proses belajar; 
  4. Dapat menambah pengalaman anak didik; 
  5. Bisa membantu murid ingat lebih lama tentang materi yang disampaikan; 
  6. Dapat mengurangi kesalahpahaman karena pengajaran lebih jelas dan kongkrit. 
  7. Dapat menjawab semua masalah yang timbul dalam pikiran tiap manusia.

Sedangkan kekurangan metode demonstrasi adalah sebagai berikut:

  1. Memerlukan waktu yang cukup lama; 
  2. Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang efisien; 
  3. Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli bahan-bahannya; 
  4. Memerlukan tenaga yang tidak sedikit 
  5. Apabila murid tidak aktif maka metode demonstrasi menjadi tidak efektif (Fathurrahman, 2008:3).

B. Hasil Belajar Siswa

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar terdiri dari dua kata, yakni hasil dan belajar. Hasil ialah wujud pencapaian dan suatu tujuan yang dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun kelompok. Hasil tidak akan didapatkan apabila seseorang tidak melakukan suatu kegiatan. Sedangkan belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar menuju suatu perubahan.

Menurut Purwanto (2011: 46), hasil belajar yaitu perubahan tingkah laku siswa setelah proses pembelajaran. Perubahan prilaku disebabkan karena mencapai penguasaan atas sejumlah materi yang diberikan dalam proses pembelajaran. Lebih lanjut ia menyatakan bahwa hasil belajar dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Menurut Sudjana (2003: 3), hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajar. Sedangkan hasil belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (2008: 3) adalah hasil interaksi Tindakan belajar dan Tindakan mengajar dan dari sisi guru, Tindakan diakhiri dengan proses evaluasi, sedangkan dari segi siswa hasil belajar merupakan berakhirnya pengalaman belajar.

Menurut Hamalik (2003: 155), hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur bentuk pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dari yang sebelumnya atau dari yang tidak tahu menjadi tahu.

Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah tercapainya tujuan Pendidikan yang ditandai dengan adanya perubahan pada siswa yang mengikuti proses pembelajaran menjadi lebih baik dari segi sikap, kebiasaan, maupun tingkah laku siswa. Pada umumnya hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Ranah-ranah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

  1. Ranah kognitif, adalah tujuan pendidikan yang berhubungan dengan kemampuan intelektual atau kemampuan berpikir, seperti kemampuan mengingat dan kemampuan memecahkan masalah. Domain kognitif menurut Bloom terdiri dari enam tingkatan yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. 
  2. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap, nilai-nilai, dan apresiasi. Ada lima tingkatan dalam ranah afektif ini yaitu penerimaan, merespons, menghargai, organisasi, dan pola hidup. 
  3. Ranah psikomotor, meliputi semua tingkah laku yang menggunakan syaraf dan otot badan. Ada lima tingkatan dalam ranah ini, yaitu imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, dan naturalisasi (Sanjaya, 2009:127-128)

2. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa

 Hasil belajar dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor internal dan faktor eksternal.

a. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor dari dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor internal meliputi faktor fisiologis dan psikologis. Faktor fisiologis yaitu faktor yang berhubungan dengan fisik individu. Kondisi fisik yang sehat akan memberikan pengaruh fositif terhadap kegiatan belajar individu. Dan sebaliknya jika kondisi fisiknya lemah maka akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal.

Sedangkan faktor psikis yaitu kondisi rohaniah siswa dapat mempengaruhi kualitas perolehan pembelajaran. Namun diantara faktor-faktor rohaniah siswa pada umumnya dipandang lebih esensi adalah tingkat kecerdasannya, sikap, bakat dan minat.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor dari luar diri siswa, seperti lingkungan sosial dan lingkungan non sosial. Lingkungan sosial seperti keluarga, para guru, dan juga teman-teman sekelas. Sedangkan lingkungan non sosial yakni Gedung sekolah, rumah tempat tinggal, sarana prasarana belajar, cuaca, dan waktu belajar.

3. Indikator Hasil Belajar

        Adapun yang menjadi indikator hasil belajar siswa adalah:

  1. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang telah diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok atau peserta didik mampu mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM). 
  2. Perilaku atau tingkah laku yang disebutkan dalam tujuan pembelajaran telah dicapai oleh peserta didik baik secara individual maupun secara kelompok.


BAB III
METODE PENELITIAN


A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas atau yang disingkat (PTK) yaitu kegiatan belajar mengajar dilakukan di dalam kelas dengan maksud memperbaiki proses belajar mengajar. Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran siswa. Perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus menerus dengan menggunakan siklus-siklus yang ada didalam penelitian tindakan kelas sampai siswa benar-benar memahami materi dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa atas pemahaman terhadap materi yang disampaikan oleh guru Sehingga siswa memperoleh hasil belajar yang maksimal sesuai yang dikehendaki.

B. Subjek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa/siswi kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 4 Desa Tanjung Genting Kerinci.

C. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian adalah di MI Negeri No. 4 Desa Tanjung Genting, Kecamatan Gunung Kerinci, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, observasi, dan dokumentasi.

1. Tes

Tes yaitu alat pengumpulan data untuk mengukur kemampuan siswa dalam segala aspek pembelajaran. Tes berupa butir soal yang berbentuk pilihan ganda yang harus diisi oleh siswa. Tes tersebut berupa tes awal (pre test) yang dilakukan sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, sebelum siswa menerima materi pembelajaran dari guru.

2. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya pada lembar observasi. Observasi bertujuan untuk mengetahui apakah pelaksanaan yang dilakukan dapat menghasilkan perubahan pada siswa dalam memahami materi.

Menurut Bungin, observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan panca indra mata sebagai alat bantu utamanya, di samping indra lainnya seperti telinga, hidung, mulut dan kulit. Karena itu, observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil    kerja   pancaindra mata serta dibantu dengan panca indra lainnya

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam catatan dokumen. Fungsinya sebagai pendukung dan pelengkap serta menguatkan data yang telah diperoleh sebelumnya melalui observasi dan wawancara mendalam.

Teknik dokumentasi  peneliti  gunakan  untuk  mendapat data tentang hasil belajar siswa. Dokumentasi bisa berupa tulisan, gambar, dan teknik dokumentasi ini juga digunakan untuk mencatat segala kegiatan siswa dan guru selama penelitian.

E. Teknik Analisis Data

Teknik Analisis Data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan  cara  mengorganisasikan  data  ke  dalam  kategori,  menjabarkan  ke dalam  unit-unit,  melakukan  sintesa,  menyusun  ke dalam  pola,  memilih  mana yang  penting  dan  yang  akan  dipelajari dan  membuat  kesimpulan  sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.  

Data yang diperoleh dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK), secara umum  dianalisis  melalui deskriptif kualitatif. Analisis data dilakukan pada tiap data yang dikumpulkan, baik data kuantitatif maupun data kualitatif. Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan  cara  kuantitatif  sederhana,  yakni  dengan  persentase  (%),  dan data kualitatif dianalisis dengan membuat penilaian-penilaian kualitatif (kategori) (Paizaluddin dan Ermalinda, 2016, hlm. 135).

Analisis data dilakukan secara bertahap, pertama dengan menyeleksi dan mengelompokkan, kedua dengan memaparkan atau mendeskripsikan data dan  terakhir  menyimpulkan  atau  memberi  makna.  Untuk  menganalisis  hasil-hasil  refleksi  dari  penelitian  ini  digunakan  teknik  kualitatif  dan  kuantitatif  (Paizaluddin dan Ermalinda, 2016, 209).

F. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat dilaksanakan dalam bentuk siklus yang terdiri dari 4 tahapan yaitu: a) perencanaan, b) pelaksanaan tindakan, c) observasi atau pengamatan, dan d) refleksi.


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Siklus I

Dari hasil observasi diketahui bahwa pada kondisi awal siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajaran, di mana Sebagian besar siswa mendapatkan nilai kurang dari 60 atau tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang sudah ditetapkan oleh sekolah. Berdasarkan kondisi ini maka peneliti melakukan perbaikan pembelajaran seperti Menyusun rencana pembelajaran dan lembar observasi siswa.

Tahapan pelaksanaan pada siklus I meliputi perencanaan, pelaksanaan Tindakan, observasi, dan refleksi. Setelah melaksanakan siklus I, hasil belajar siswa mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata 38, sedangkan pada pertemuan kedua meningkat menjadi 61. Siswa yang masuk dalam kategori tuntas mencapai 58%, sedangkan yang belum tuntas sebanyak 42%.

2. Siklus II

Siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus sebelumnya. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka pada siklus II dilakukan perencanaan yang lebih baik dari sebelumnya. Pada siklus II, tahapan yang dilakukan meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II, siswa yang memenuhi nilai KKM atau masuk dalam kategori tuntas sebanyak 74%. Pencapaian ketuntasan siswa pada siklus II tidak terlepas dari besarnya kenaikan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

Jadi dapat diketahui bahwa, proses pembelajaran siswa kelas V MIN 4 Kerinci pada mata pelajaran matematika menggunakan metode demonstrasi mengalami peningkatan. Hasil belajar yang diamati dalam penelitian ini adalah pada ranah kognitif siswa. Penilaian hasil belajar didasarkan pada kemampuan siswa dalam mengerjakan soal pretest dan postest yang sudah diberikan kepada siswa.     

Dari penilaian tersebut diketahui bahwa siswa yang memenuhi nilai KKM yang masuk dalam kategori tuntas belajar sebanyak 74%. Pencapaian ketuntasan belajar siswa pada siklus II tidak terlepas dari besarnya kenaikan aktivitas siswa dalam proses pembelaran. Namun, yang perlu dilakukan pada Tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang sudah ada dengan tujuan agar pelaksanaan proses pembelajaran menggunakan metode demonstrasi selanjutnya tetap dapat meningkatkan proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di MI Negeri 4 Kerinci dapat diketahui bahwa pada siklus I aktivitas dan hasil belajar siswa belum memenuhi indikator keberhasilan. Untuk itu perlu dilakukan peningkatan pada siklus II. Pada siklus II, proses pembelajaran menggunakan metode demonstrasi mengalami peningkatan dan sudah memenuhi indikator keberhasilan.

Pada siklus I pretest sebesar 6% dan postest sebesar 58%. Sedangkan pada siklus II tingkat ketuntasan hasil belajar siswa pada pretest sebesar 10%, sedangkan pada postest sebesar 74%. Jadi, tingkat ketuntasan hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II mengalami peningkatan sebesar 16%. Untuk itu, maka indikator keberhasilan pada penelitian ini telah tercapai.

Pada siklus I beberapa siswa yang tidak tuntas dalam mengerjakan soal pretest disebabkan karena belum memahami materi. Setelah dilaksanakan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi, nilai postest mengalami peningkatan. Sedangkan pada siklus II, aktivitas siswa dalam proses pembelajaran menggunakan metode demonstrasi mengalami peningkatan dan sudah memenuhi indikator keberhasilan. Temuan ini juga didukung oleh hasil observasi yang penulis lakukan bahwa hasil belajar siswa melalui metode demonstrasi menunjukkan peningkatan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Bahri & Zain (2006: 91) yang mengungkapkan bahwa metode demonstrasi memiliki kelebihan dalam proses pembelajaran, dimana metode demonstrasi dapat membuat proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan konkret sehingga dapat menghindari verbalisme. Selain itu siswa juga lebih mudah memahami apa yang disampaikan oleh guru karena proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga dapat memberikan rangsangan kepada siswa untuk lebih aktif melakukannya sendiri.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

  1. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi dinilai dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MI Negeri 4 Kerinci pada mata pelajaran matematika. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa pada setiap siklusnya. Pada siklus I ketuntasan belajar hanya 58%, setelah dilakukan perbaikan pada siklus II meningkat menjadi 74%. 
  2. Pada aspek aktivitas belajar siswa juga mengalami peningkatan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MI Negeri 4 Kerinci.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut:

  1. Guru hendaknya lebih selektif dalam memilih metode pembelajaran yang akan digunakan, sehingga siswa dapat memahami konsep dan materi yang dipelajari dengan mudah. Guru sebaiknya lebih mementingkan aspek kompetensi karena kompetensi lebih berguna bagi siswa pada masa yang akan datang. 
  2. Sekolah hendaknya menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran yang relevan guna menunjang upaya peningkatan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, 2009. Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Bandung: PT Refika Aditama.

Bahri Djamarah, Syaiful. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Darmadi. 2017. Pengembangan Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar Siswa. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati, Mudjiono, 2008. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013.

Muhibbin, Syah. 2000. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Oemar, Hamalik. 2003. Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung: Remaja Karya.

Purwanto.2011. Evaluasi Hasil Belajar, Yokyakarta: Pustaka Belajar.

Sanjaya. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil belajar. Prenada: Jakarta.

Sudjana, N. 2003. Dasar-Dasar Proses Mengajar. Bandung: Sinar Baru Alegensindo.

Soedjadi, R. 1999. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Direktorat Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sudrajat, Akhmad. 2008. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik dan Model Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Usman, Basyiruddin. 2002. Media Pendidikan. Jakarta: Ciputat Press.

Yusuf, Tayar dan Anwar, Syaeful. 2000. Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab. Jakarta Raja Grafindo Persada.






Post a Comment for " Penggunaan Metode Demonstrasi Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa "