Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Peranan dan Kedudukan Manusia Dalam Manajemen Pendidikan

Peranan dan Kedudukan Manusia Dalam Manajemen Pendidikan

 


 


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam dunia manajemen/organisasi, termasuk manajemen penddikan, manusia merupakan unsur terpenting yang harus ada. Hal ini bukan saja karena manusia merupakan makhluk yang paling sempurna, bukan pula karena manusia mempunyai rasio, yang membedakannya dari makhluk lainnya.

Manusia sebagai unsur terpenting dalam manajemen/organisasi karena unsur-unsur lainnya yang dimiliki oleh suatu organisasi seperti modal usaha, bahan baku, mesin-mesin, metode kerja, waktu, dan kekayaan lainnya hanya dapat memberi manfaat bagi organisasi jika manusia mendayagunakan. Dengan kata lain, manusia adalah sebagai perencana, pelaksana, pengendali, pengontrol, pengevaluasi, dan pengembang segala program organisasi. Karenanya, intensitas keberhasilan organisasi tergantung pada kreativitas manusia yang ada dalam organisasi itu sendiri.

Sebagaimana pendapat Sudjana bahwa: “Faktor manusia merupakan unsur terpenting dalam manajemen, termasuk dalam organisasi. Organisasi pada dasarnya adalah suatu wahana yang efektivitas kegiatannya akan sangat ditentukan oleh unsur manusia yang menyandang tugas-tugas organisasi atau sebagai pelaksana kegiatan organisasi. Unsur-unsur lain dalam organisasi seperti fasilitas, alat-alat, waktu, metode, dan teknik kegiatan didayagunakan secara optimal oleh manusia yang berada dalam organisasi atau orang-orang yang berkaitan dengan organisasi. Dengan perkataan lain, bahwa kemantapan kegiatan dan keberhasilan suatu organisasi sering tidak ditentukan oleh lengkapnya unsur non-manusia dan struktur organisasi. Melainkan akan sangat ditentukan oleh unsur sumber daya manusia yang terlibat dalam organisasi itu sendiri”.

Tanpa adanya manusia, sebuah organisasi tidak akan berjalan sebagaimana mestinya, karena manusialah yang menjadi penggerak organisasi tersebut. Berdasarkan peran penting manusia dalam kegiatan manajemen, khususnya manajemen pendidikan, penulis akan membahas lebih kompleks mengenai peranan dan kedudukan manusia dalam manajemen pendidikan berbasis al-qur’an dan hadist.

B. Rumusan Masalah

  1. Apa peranan dan kedudukan manusia menurut al-qur’an dan hadist? 
  2. Apa peranan dan kedudukan manusia dalam manajemen pendidikan?

C. Tujuan Penulisan

  1. Ingin mengetahui apa peranan dan kedudukan manusia menurut al-qur’an dan hadist. 
  2. Ingin mengetahui apa peranan dan kedudukan manusia dalam manajemen pendidikan.



BAB II
PEMBAHASAN


A. Peranan Dan Kedudukan Manusia Menurut Al-Qur’an Dan Hadist

Al-Qur’anul karim sebagai kitab suci kaum muslimin antara lain berfungsi sebagai “hudan” sarat dengan berbagai petunjuk agar manusia dapat menjadi khalifah yang baik di muka bumi ini. Untuk memperoleh petunjuk tersebut diperlukan adanya pengkajian terhadap al-Qur’an itu sendiri, sehingga kaum muslimin benar-benar bisa mengambil manfaat yang sebesar-besarnya dari pada isi kandungan al-Qur’an tersebut yang di dalamnya kompleks membahas permasalahan-permasalahan yang sudah terjadi, sedang terjadi, maupun yang belum terjadi. Semua hal yang berkaitan dengan kehidupan manusia, maupun keberadaan alam ini sudah termaktub dalam al-Qur’an. Termasuk permasalahan mulai dari asal kejadian manusia, sampai pada aktivitas yang dilakukan manusia dalam hal ini tentang Manajemen Pendidikan, hal tersebut sudah tertulis di dalam al-Qur’an.

Menurut kodrat serta irodatnya bahwa manusia dilahirkan untuk menjadi pemimpin. Sejak Adam diciptakan sebagai manusia pertama dan diturunkan ke Bumi, Ia ditugasi sebagai Khalifah fil ardhi. Sebagaimana termaktub dalam Al Quran Surat Al Baqarah ayat 30 yang Artinya:

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

Allah menciptakan alam semesta ini tidak sia-sia. Penciptaan manusia mempunyai tujuan yang jelas, yakni dijadikan sebagai khalifah atau penguasa (pengatur) bumi. Maksudnya, manusia diciptakan oleh Allah agar memakmurkan kehidupan di bumi sesuai dengan petunjukNya. Petunjuk yang dimaksud adalah agama (Islam).

Allah SWT juga menciptakan manusia di muka bumi agar manusia dapat menjadi kalifah di muka bumi tersebut. Yang dimaksud dengan khalifah ialah bahwa manusia diciptakan untuk menjadi penguasa yang mengatur apa-apa yang ada di bumi, seperti tumbuhannya, hewannya, hutannya, airnya, sungainya, gunungnya, lautnya, perikanannya dan seyogyanya manusia harus mampu memanfaatkan segala apa yang ada di bumi untuk kemaslahatannya. Jika manusia telah mampu menjalankan itu semuanya maka sunatullah yang menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi benar-benar dijalankan dengan baik oleh manusia tersebut, terutama manusia yang beriman kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW.

Menurut Bachtiar Surin yang dikutif oleh Maman Ukas bahwa “Perkataan Khalifah berarti penghubung atau pemimpin yang diserahi untuk menyampaikan atau memimpin sesuatu”.

Ibnu khaldun mendefenisikan khalifah memiliki dua tuntutan kemaslahatan dunia dan akhirat. Dalam satu sisi pemimpin merupakan pengganti kepemimpinan yang mendapat mandat dari langit setelah rasul tiada. Sedangkan pada sisi yang lain, pemimpin (khalifah) mengatur manusia di bumi.

Ketika memerankan fungsinya sebagai khalifah Allah di muka bumi, ada dua peranan penting yang diamanahkan dan dilaksanakan manusia sampai hari kiamat. Pertama, memakmurkan bumi (al ‘imarah). Kedua, memelihara bumi dari upaya-upaya perusakan yang datang dari pihak manapun (ar ri’ayah).

Manusia mempunyai kewajiban kolektif yang dibebankan Allah SWT. Manusia harus mengeksplorasi kekayaan bumi bagi kemanfaatan seluas-luasnya umat manusia. Maka sepatutnyalah hasil eksplorasi itu dapat dinikmati secara adil dan merata, dengan tetap menjaga kekayaan agar tidak punah. Sehingga generasi selanjutnya dapat melanjutkan eksplorasi itu.

Melihara bumi dalam arti luas termasuk juga memelihara akidah dan akhlak manusianya sebagai SDM (sumber daya manusia). Memelihara dari kebiasaan jahiliyah, yaitu merusak dan menghancurkan alam demi kepentingan sesaat. Karena sumber daya manusia yang rusak akan sangata potensial merusak alam. Oleh karena itu, hal semacam itu perlu dihindari.

Mengapa Allah memerintahkan umat nabi Muhammad SAW untuk memelihara bumi dari kerusakan? Karena sesungguhnya manusia lebih banyak yang membangkang dibanding yang benar-benar berbuat shaleh sehingga manusia akan cenderung untuk berbuat kerusakan, hal ini sudah terjadi pada masa nabi – nabi sebelum nabi Muhammad SAW dimana umat para nabi tersebut lebih senang berbuat kerusakan dari pada berbuat kebaikan, misalnya saja kaum bani Israil, seperti yang Allah sebutkan dalam firmannya dalam surat Al Isra ayat 4 yang artinya: 

Dan Telah kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: "Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi Ini dua kali[848] dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar".

Manusia telah dikaruniai sifat dan sekaligus tugas sebagai seorang pemimpin. Pada masa sekarang ini setiap individu sadar akan pentingnya ilmu sebagai petunjuk/alat/panduan untuk memimpin umat manusia yang semakin besar jumlahnya serta komplek persoalannya. Atas dasar kesadaran itulah dan relevan dengan upaya proses pembelajaran yang mewajibkan kepada setiap umat manusia untuk mencari ilmu. 

Dengan demikian upaya tersebut tidak lepas dengan pendidikan, dan tujuan pendidikan tidak akan tercapai secara optimal tanpa adanya manajemen atau pengelolaan pendidikan yang baik, yang selanjutnya dalam kegiatan manajemen pendidikan diperlukan adanya pemimpin yang memiliki kemampuan untuk menjadi seorang pemimpin.

Sebagai seorang khalifah atau pemimpin, ada beberapa prinsip yang harus diketahui:

1. Amanah (Jujur)

Dari sikap amanah inilah lahir seluruh prilaku dan sikap yang sesuai dengan perintah Allah yang dilaksanakan para pemimpin pendidikan yang salah satu contohnya adalah prilaku pemimpin pendidikan yang bersikap adil. Artinya, antara prilaku amanah dan adil merupakan dua hal yang saling terkait.

2. Adil 

Al- adil merupakan salah satu dari asmaul Husna, menunjuk kepada Allah sebagai pelaku. Asas keadilan harus benar-benar dijaga agar tidak muncul stigma-stigma ketidakadilan seperti kelompok marginal dan lain-lain.

Seorang pemimpin lembaga pendidikan harus benar-benar adil dalam memberikan proporsionalitas tanggung jawab dari segi kuantitas maupun kualitas yang disertai dengan keikhlasan dalam menjalankan tugasnya dan juga orientasi tingkah lakunya dilandasi dengan nilai etik-quranik.

3. Musyawarah (Syura) 

Musyawarah merupakan salah satu prinsip dalam berorganisasi yang harus dibangun antara pemimpin dan yang dipimpin. 

Pemimpin pendidikan perlu melakukan pelaksanaan fungsi manajemen dengan dasar musyawarah antar komponen lembaga pendidikan dengan melakukan 3 garapan manajemen pendidikan yaitu: (a) manajemen material, yaitu kegiatan yang menyangkut bidang-bidang materi/benda-benda, seperti ketatausahaan lembaga pendidikan, administrasi keuangan, gedung, dan alat-alat perlengkapan lembaga pendidikan lainnya, (b) manajemen personal, mencakup di dalamnya administrasi personal guru dan pegawai lembaga pendidikan, juga administrasi murid, (c) manajemen kurikulum, seperti tugas mengajar guru-guru, penyusunan silabus atau rencana pengajaran tahunan, persiapan harian, mingguan dan sebagainya. 

4. Etika tauhid dan amr ma’ruf nahi munkar 

Prinsip etika tauhid yang menjadi pegangan utama pemimpin pendidikan akan berimplikasi pada sikap melindungi komponen pendidikan dengan manhaj pemimpin bijaksana, yaitu amar ma’ruf nahi munkar.

Kepemimpinan yang ideal hanya ada pada kepemimpinan Nabi Muhammad SAW yang mendorong umat untuk terus melakukan perilaku ma’ruf dengan mencintai ilmu pengetahuan. Konsep kepemimpinan ini mampu diterjemahkan oleh para khalifah sesudah era Nabi Muhammad yang salah satu contohnya adalah kemajuan peradaban islam dengan ilmu pengetahuan.

Bahkan ketokohan dari kepemimpinan Nabi Muhammad mampu membawa perkembangan Islam pada era yang gemilang. Ketokohan Nabi Muhammad ini merupakan sisi yang harus diakui karena tiga hal sebagai berikut. Pertama, masyarakat arab pada abad ke-7 mendengar dan mengikuti seruan nabi Muhammad. Kedua, dalam perbandingan dengan politeisme yang sangat duniawi dari agama-agama kesukuan arab lama, agama rakyat telah dinaikkan ke tingkat yang sepenuhnya baru, tingkat suatu agama tinggi yang monothoistik. Ketiga, orang-orang Islam menerima inspirasi, keberanian, dan kekuatan Nabi Muhammad yang tak habis-habisnya untuk permulaan agama baru: sebuah permulaan  menuju kebenaran lebih besar dan pemahaman lebih dalam, menuju sebuah terobosan kebangkitan kembali serta pembaruan kehidupan. 

Jadi kepemimpinan dalam islam merupakan fakta yang substansial khususnya dalam ranah pencapaian tujuan pendidikan.

B. Peranan Dan Kedudukan Manusia Dalam Manajemen Pendidikan 

Menurut Nitisemito, pengertian manajemen adalah “suatu ilmu dan seni untuk mencapai tujuan melalui kegiatan orang lain”. Hal ini berarti manajemen hanya dapat dilaksanakan bila dalam pencapaian tujuan tersebut tidak dilakukan oleh satu orang saja, melainkan melalui pengaturan kegiatan orang lain untuk melaksanakan pekerjaan yang dibutuhkan. 

Di dalam sebuah manajemen ada beberapa unsur yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan. Unsur-unsur manajemen tersebut adalah:

1. Man (Manusia,  orang-orang, tenaga kerja) 

Dalam kegiatan manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Titik pusat dari manajemen adalah manusia, sebab manusia membuat tujuan dan dia pulalah yang melakukan proses kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya itu. Tanpa tenaga kerja tidak akan ada proses kerja. Hanya saja manajemen itu sendiri tidak akan timbul apabila setiap orang bekerja untuk dirinya sendiri saja tanpa mengadakan kerjasama dengan yang lain. Manajemen timbul karena adanya orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.

2. Money (Uang Yang Dibutuhkan Untuk Mencapai Tujuan Yang Diinginkan) 

Uang merupakan unsur yang penting untuk mencapai tujuan disamping faktor manusia yang menjadi unsur paling penting (the most important tool) dan faktor-faktor lainnya. Dalam dunia modern yang merupakan faktor yang penting sebagai alat tukar dan alat pengukur nilai suatu usaha. Suatu perusahaan yang besar diukur pula dari jumlah uang berputar pada perusahaan itu. Tetapi yang menggunakan uang tidak hanya perusahaan saja, instansi pemerintah dan yayasan-yayasan juga menggunakannya. Jadi uang diperlukan pada setiap kegiatan manusia untuk mencapai tujuannya. Terlebih dalam pelaksanaan manajemen ilmiah, harus ada perhatian yang sungguh-sungguh terhadap faktor uang karena segala sesuatu diperhitungkan secara rasional yaitu memperhitungkan berapa jumlah tenaga yang harus dibayar, berapa alar-alat yang dibutuhkan yang harus dibeli dan berapa pula hasil yang dapat dicapai dari suatu investasi.

3. Machines (Mesin Atau Alat-Alat Yang Diperlukan Untuk Mencapai Tujuan) 

Dalam setiap organisasi, peranan mesin-mesin sebagai alat pembantu kerja sangat diperlukan. Mesin dapat meringankan dan memudahkan dalam melaksanakan pekerjaan. Hanya yang perlu diingat bahwa penggunaan mesin sangat tergantung pada manusia, bukan manusia yang tergantung atau bahkan diperbudak oleh mesin. Mesin itu sendiri tidak akan ada kalau tidak ada yang menemukannya, sedangkan yang menemukan adalah manusia. Mesin dibuat adalah untuk mempermudah atau membantu tercapainya tujuan hidup manusia.

4. Methods (metode atau cara yang digunakan dalam usaha mencapai tujuan)

Cara, penggerakan, dan pengawasan. Dengan cara kerja yang baik akan memperlancar dan memudahkan pelaksanaan pekerjaan. Tetapi walaupun metode kerja yang telah dirumuskan atau ditetapkan itu baik, kalau orang yang diserahi tugas pelaksanaannya kurang mengerti atau tidak berpengalaman maka hasilnya juga akan tetap kurang baik. Oleh karena itu hasil penggunaan/penerapan suatu metode akan tergantung pula pada orangnya.

5. Materials (bahan atau perlengkapan yang diperlukan untuk mencapai tujuan) 

Manusia tanpa material atau bahan-bahan tidak akan dapat mencapai tujuan yang dikehendakinya, sehingga unsur material dalam manajemen tidak dapat diabaikan.

6. Market (pasar untuk menjual output/barang yang dihasilkan) 

Bagi suatu perusahaan, pemasaran produk yang dihasilkan sudah barang tentu sangat penting bagi kelangsungan proses produksi dari perusahaan itu sendiri. Proses produksi suatu barang akan berhenti apabila barang-barang yang diproduksi itu tidak laku atau tidak diserap oleh konsumen. Dengan perkataan lain pasar sangat penting untuk dikuasai demi kelangsungan proses kegiatan perusahaan atau industri. Oleh karena itu penguasaan pasar untuk mendistribusikan hasil-hasil produksi agar sampai kepada konsumen merupakan hal yang menentukan dalam aktivitas manajemen. Agar pasaran dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera dan daya beli konsumen. Barang yang berkualitas rendah dengan harga yang relatif mahal tidak akan laku dijual. Hal diatas adalah penggunaan pasar dalam dunia perniagaan. Adapun dalam administrasi Negara, yang menjadi pasar adalah masyarakat (publik) secara keseluruhan, sedangkan yang menjadi produknya adalah berupa pelayanan dan jasa (service). Apabila rakyat atau masyarakat telah merasakan pelayanan yang sebaik-baiknya dari pemerintahnya maka rakyat akan pula memberikan kerjasama dengan sebaik-baiknya atau dengan perkataan lain mendukungnya sehingga pemerintahan dapat berjalan dengan stabil.

7. Information (Informasi) 

Tentu saja informasi sangat  yang sedang disukai, apa yang sedang terjadi di masyarakat, dsb. Manajemen informasi sangat penting juga dalam menganalis produk yang telah dan akan dipasarkan.

Unsur-unsur manajemen di atas, dikenal dengan sebutan 6M+I , yaitu man,  money,  material, machine,  method, market dan information. Setiap unsur tersebut memiliki karakteristik yang berbeda, namun unsur yang paling menentukan dalam proses manajemen adalah unsur  manusia karena manusialah yang akan menggerakkan unsur-unsur manajemen lainnya.

Manusia dalam kegiatan manajemen dikenal sebagai manajer atau pimpinan, karyawan, dan lain sebagainya.

Peranan manajer muncul karena adanya pemberian otoritas formal berupa surat keputusan kepada seseorang sekaligus dengan status dan kedudukannya. Peranan adalah aktivitas yang wajib dikerjakan atau dimainkan seseorang. Untuk melaksanakan otoritas formal dan statusnya.

Peranan juga dapat diartikan sebagai prilaku yang diatur dan diharapkan dari seseorang dalam posisi tertentu.  

Pemimpin di dalam organisasi mempunyai peranan, setiap pekerjaan membawa serta harapan bagaimana penanggung peran berprilaku. Setiap manajer minimal mempunyai tiga peranan, yaitu sebagai interpersonal, informasional, dan pengambil keputusan. 

1. Peranan Interpersonal 

Peranan interpersonal meliputi kepala sekolah/madrasah sebagai: (1) figurehead (kepala sekolah sebagai lambang atau symbol), (2) pemimpin (leader), dan (3) penghubung (liaison). Kepala sekolah sebagai lambing, ia mewakili sekolah dalam menghadiri acara-acara seremonial, menerima tamu, menyampaikan pidato-pidato, meninjau ke sekeliling sekolahnya, mengunjugi kelas-kelas, mengenal siswa-siswanya, dan menyiapkan visi dan sebagainya.

Satu hal yang lebih penting berkenaan dengan kepala sekolah sebagai lambing adalah pendidik dan tenaga kependidikan dan masyarakat luas mengamati bahwa peranan ini menentukan sukses atau gagalnya sekolah. 

2. Peranan Informasional 

Peranan informasional meliputi peranan sebagai monitor, disseminator, dan spokes person.
Peranan kepala sekolah sebagai monitor, ia mencari informasi di dalam dan di luar sekolah secara konstan. Informasi diperoleh antara lain melalui kontak-kontak dengan jaringan kerja, membaca buku dan hasil penelitian, membaca Koran, dan memanfaatkan internet. Peranan kepala sekolah sebagai monitor mengakibatkan kepala sekolah sebagai orang yang paling banyak memiliki informasi terbaik dibandingkan dengan pendidik dan tenaga kependidikannya. Sebagai monitor, kepala sekolah sering dijadikan tempat bertanya oleh pendidik dan tenaga kependidikan, orang tua peserta didik, anggota komite, aparat pemerintah dan masyarakat. 

Peranan kepala sekolah sebagai disseminator, ia mendistribusikan informasi-informasi penting kepada pendidik dan tenaga kependidikan, orang tua peserta didik, anggota komite dan juga masyarakat. Kepala sekolah bertanggung jawab memberikan informasi-informasi penting yang dbutuhkan pendidik dan tenaga kependidikannya sehingga pendidik dan tenaga kependidikannya dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya secara professional.

Peranan kepala sekolah sebagai spokes person, ia bagaikan seorang diplomat. Sebagai seorang diplomat ia harus mampu berbicara dengan penuh diplomasi dan mampu membuat pendengarnya terpesona dan siap melaksanakan apa yang ia bicarakan. Sebagai spokes person, ia juga dapat berperan sebagai pemotivasi atau pengarah.

3. Peranan Decisional 

Kepala sekolah harus kreatif dan inovatif dalam mengembangkan sekolahnya dengan menciptakan produk/jasa pendidikan, mampu memasarkan sekolahnya agar banyak diminati oleh masyarakat, pekerja keras yang memiliki motivasi pantang menyerah, mampu memanfaatkan dan menciptakan peluang, dan berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan yang matang.    

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kepemimpinan dapat berperan dengan baik, antara lain:

  1. Dasar utama dalam efektivitas kepemimpinan bukan pengangkatan atau penunjukannya, melainkan penerimaan orang lain terhadap kepemimpinan yang bersangkutan. 
  2. Efektivitas kepemimpinan tercermin dari kemampuannya untuk tumbuh dan berkembang. 
  3. Efektivitas kepemimpinan menuntut kemahiran untuk “membaca” situasi. 
  4. Skill dan Kemampuan tidak tumbuh begitu saja melainkan melalui pertumbuhan dan perkembangan. 
  5. Kehidupan organisasi yang dinamis dan serasi dapat tercipta bila setiap anggota mau menyesuaikan cara berfikir dan bertindaknya untuk mencapai tujuan organisasi.

Kepemimpinan dalam pendidikan hakikatnya melibatkan banyak stake holder yang sangat berperan penting dalam kelangsungan proses pengembangan kualitas pendidikan, diantaranya :

  • Kepala Sekolah : Kepala Sekolah adalah pengelola pendidikan di sekolah secara keseluruhan. Kedua, Kepala Sekolah adalah pemimpin formal pendidikan di sekolahnya. 
  • Guru : Guru adalah pemimpin yang menentukan kondisi kenyamanan proses belajar mengajar di dalam kelas. Guru adalah pemimpin yag menciptakan siswa yang berkualitas.
  • Orangtua / Masyarakat : Orangtua adalah motivator peserta didik untuk selalu hadir dalam proses pembelajaran.

Sedangkan Kedudukan kepala sekolah sebagai manajer pendidikan adalah pemimpin tertinggi dan harus membawahi, mengayomi semua sumberdaya manusia di sekolah tersebut. Dalam peran ini, kepala sekolah adalah penanggung jawab terhadap pelaksanaan keseluruhan proses pendidikan di sekolah yang dilakukan oleh seluruh unsur warga sekolah. Sebagai seorang pemimpin, wajar jika kepala sekolah dituntut untuk mengupayakan pelaksanaan proses pendidikan secara efektif dan efisien. Dalam pelaksanaan tugasnya, seorang kepala sekolah memiliki beberapa fungsi atau peran penting. Selain sebagai pemimpin, peranan kepala sekolah dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan lembaga adalah sebagai manajer, sebagai administrator, sebagai wiraswastawan, sebagai penyelia, sebagai pembina iklim sekolah, sebagai pendidik, kepala sekolah juga harus mampu menggerakan seluruh warga sekolah baik guru, siswa, orang tua siswa, masyarakat dan sarana pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.

BAB III
KESIMPULAN

Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna dan mempunyai rasio yang membedakannya dengan makhluk yang lain.

Menurut kodrat dan iradatnya, manusia dilahirkan untuk menjadi pemimpin. Sejak adam diciptakan sebagai manusia pertama dan diturunkan ke bumi, ia ditugaskan sebagai khalifah. 

Di dalam manajemen pendidikan, manusia merupakan salah satu unsur terpenting yang tak bisa diabaikan. Tanpa adanya manusia berarti tidak ada proses manajemen, karena yang menggerakkan unsur-unsur manajemen lainnya adalah manusia itu sendiri.

Dalam sebuah kegiatan manajemen pendidikan, manusia dapat berperan sebagai manajer atau kepala sekolah, di mana peranannya adalah: 1) Peranan interpersonal, 2)    Peranan informasional, 3) Peranan decisional.

Sedangkan kedudukan kepala sekolah sebagai manajer pendidikan adalah pemimpin tertinggi dan harus membawahi, mengayomi semua sumber daya manusia di sekolah tersebut.


















DAFTAR PUSTAKA


Baharuddin, Umiarso, dan Minarti, Dikhotomi Pendidikan Islam: Historisitas Dan Implikasi Pada Masyarakat Islam (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011

Hasibuan, Malayu S.P, Manajemen (Dasar, Pengertian, dan Masalah), Jakarta: Bumi Aksara, 2011.

Rivai, Veithzal dan Deddy Mulyadi, Kepemimpinan Dan Prilaku Organisasi, Jakarta: PT Rajagrapindo Persada, 2013.

Salim, Abd Muin, Konsepsi Kekuasaan Politik Dalam Al-Qur’an, Jakarta: Raja Grapindo Persada, 2004.

Usman, Husaini, Manejemen (Teori, Praktik Dan Riset Pendidikan), Jakarta: Bumi Aksara, 2013.

http://maulidannisaa.blogspot.com/2013/09/fungsi-manusia-sebagai-khalifah-di-muka.html

http://kisahimuslim.blogspot.com/2014/09/konsep-manusia-sebagai-khalifah-allah.html







Post a Comment for "Peranan dan Kedudukan Manusia Dalam Manajemen Pendidikan"